Selain Berusaha dan Berdoa

No Comments
Mungkin postingan ini sedikit menyinggung perasaan wanita yang belum diberi kepercayaan oleh Tuhan mendapatkan anak. Jadi, saya mohon maaf sebelumnya apabila kurang berkenan. Saya ingin mengutarakan apa yang ada dipikiran saya :)

Banyak pasangan suami istri yang sudah bertahun-tahun menikah tetapi belum dikaruniai anak. Mungkin sudah berkali-kali mendatangi dokter, mungkin sudah dengan segala cara alternatif lain selain dokter atau mungkin juga belum sama sekali konsultasi karena takut.

Sebelum saya positif hamil, saya dan suami saya sempat berpikir, kenapa kami belum diberi anak ?
Padahal kami memang baru 2 bulan menikah, dan terlalu dini bertanya "kenapa ?" 

Kami seperti kembali mengingat yang lalu-lalu. 
Mungkin kami telah melakukan kesalahan atau mungkin perilaku kami belum cocok untuk menjadi orang tua.
Banyak "mungkin" yang kami pikirkan. Kami memang tidak lantas ke dokter untuk program hamil, tapi seperti berbenah diri. Melihat ke masa lalu, adakah yang harus kami perbaiki agar kami dipercaya untuk dititipkan anak ?

Saya pernah tersentil dengan perkataan teman saya, bahwa kamu akan diberi jodoh sesuai keinginanmu apabila kamu "memantaskan" diri kamu

Agak aneh memang tapi penjelasannya masuk akal. Kalau kita pantas untuk dia, dengan mudah pasti dia memilih kita sebagai pasangan seumur hidupnya.

Lalu teman saya itu bukannya mendekatkan diri ke target tapi dia malah "bebenah" diri. Dia lebih memilih untuk membuat dirinya sukses di karir, dia juga semakin rajin sholat dan berdoa hanya untuk memohon agar targetnya itulah yang menjadi jodohnya, dan berusaha tanpa dia harus pacaran dengan si target, yang mana dia tetap komunikasi, ngajak ngobrol, chatting, atau sekedar menyapa. Intinya adalah dia menempuh jalur yang tidak biasa.

Lepas dari hasil yang teman saya dapatkan ini, saya menyerap "cara" yang menurut saya bisa dicontoh. Saya harus lebih memantaskan diri di depan si target. Dalam kasus saya, keinginan saya setelah menikah adalah punya anak. Maka, saya harus memantaskan diri dihadapan Tuhan. 

Saya kembali merenungkan kesalahan apa yang membuat saya belum dipercaya. Tentu saja dengan terus berusaha, berdoa, memohon maaf atas kekhilafan saya dan meminta.

Contoh sederhana dari lingkungan saya: 

1. Si A dan B sepasang suami istri yang sudah menikah cukup lama tapi belum diberi keturunan. Keduanya sama-sama bekerja. Saya tidak terlalu mengenal dekat tapi kami berteman di jejaring sosial. Suatu hari saya pernah membaca status jejaring sosialnya bahwa si istri mengeluh karena dititipkan 3 orang keponakan di rumahnya. Intinya, dia mengeluh dan tidak suka dengan riuhnya anak-anak itu.

2. Si C dan D juga sepasang suami istri yang sama-sama bekerja. Menikah juga cukup lama. Bisik-bisik dari beberapa teman, dulu setelah mereka menikah, mereka menunda untuk punya anak. Bahkan saya sering sekali mendengar bahwa si suami tidak suka dengan anak kecil. 

Selain, mereka harus konsultasikan secara ilmiah, adakah kesalahan dalam tubuhnya, dan mungkin faktor kesibukan keduanya, mereka juga harus merenungkan perilaku. Seperti yang sering orang katakan, Tuhan tidak memberikan yang kita inginkan, tapi yang kita butuhkan. Coba deh ngaca!

Terlepas dari hasil ilmiah, mungkin faktor penghambat lain menjadi penyebab kasus mereka. Saya tahu mereka berharap punya anak, bahkan saya sendiri mendengar keinginan mereka yang belum terjawab ini. Tapi, perilaku yang ditunjukkan, belum menyentuh kepercayaan Tuhan.

Lalu, pernah kah mereka terbesit saja pernah berkata "tidak suka" pada anak kecil ?
Jadi, apabila Tuhan belum percaya untuk memberikan mereka keturunan, apakah Tuhan salah ?

Jawabannya tentu tidak.
Pernah kah mendengar "mulut mu harimau mu" ?
Nah, coba renungkan.

Menurut saya, keadaan yang mereka jalani mungkin memang yang mereka minta selama ini. Coba kembali renungkan. Mungkin kah ada kesalahan kecil yang telah kita perbuat sehingga Tuhan tidak mempercayai kita ?

Itulah menurut saya guna dari "memantaskan" diri versi teman saya dalam kasus ini. Jangan putus untuk berusaha, berdoa, memohon maaf atas kekhilafan di masa lalu dan tentu saja meminta kepada Tuhan.

Wallahu a'lam :)



Cheers,
L
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar

Posting Komentar

Shout your comment here and thanks for dropping by :)