Diare dan Muntah pada Bayi

1 comment


Sekitar satu atau dua bulan lalu saat Maliq masih 10 bulan, Maliq terkena diare. Awalnya, sore hari badan Maliq panas, malam harinya semakin meninggi mencapai 38 derajat dan sempat muntah. Semalaman Maliq rewel, tapi saya belum kasih obat apa-apa, hanya intensitas menyusunya di malam hari meningkat.

Keesokan harinya panasnya turun, Maliq  masih main seperti biasa tapi bab-nya mencret kuning cair sekali seperti air dan bau. Makan semakin susah tapi badannya memang tidak terlihat kurus. Sore harinya setelah mandi, badannya panas lagi dan sempat muntah dua kali, badannya jadi lemas. Saya berusaha nggak panik dan berpikiran positif, jadi malam itu kembali tidak dikasih obat. Hanya menyusu dan banyak minum air putih agar tidak dehidrasi. Maliq juga sempat diberi Pedialyte, cairan isotonik untuk bayi.

Semula Maliq dipakaikan baju panjang sampai keringetan, setelah basah diganti baju lengan pendek dan ditreatment seperti biasa, nggak diungkep selimut. Tidur pun tetap pakai AC. Saya ingat waktu sedang imunisasi ada bayi demam dan susternya menegur si ibu untuk mencopot selimut dan jaket si anak, alasannya karena kalau berkeringat, malah jadi masuk angin.

Setelah dua hari badan Maliq panas naik turun disertai muntah dan mencret, saya dan suami tetap kekeuh nggak mau bawa ke dokter sampai hari ketiga. Menurut kami, tiga hari adalah batas maksimal observasi penyakit.

Hari ketiga kondisinya tetap sama, panas naik turun, lemas, muntah dan mencret. Ketiganya selalu terjadi saat sore hari menjelang malam, paginya normal seperti biasa. Lalu besok harinya, baru lah kami bawa ke dokter karena keadaan Maliq tidak menunjukkan peningkatan.


Setelah bertemu dokter spesialis anak (dsa), kesimpulannya Maliq hanya diare disertai muntah. Kata dsa, memang sedang musim apalagi cuaca sekarang lagi nggak bagus. Anak-anak jadi rentan terhadap diare ini. Ketika kami kesana pun banyak pasien anak yang dirawat dengan penyakit yang sama. Dokter sih nggak menyarankan untuk dirawat, karena Maliq nggak dehidrasi. Dokter hanya menyarankan minum air yang banyak agar nggak dehidrasi, diresepi 4 obat; antibiotik, Vometa (mengurangi muntah), Lacto B (mengurangi mencret) dan Vitamin penambah nafsu makan (lupa merk apa).

Beberapa hari kemudian memang keadaan Maliq semakin membaik. Muntahnya sudah tidak lagi, mencretnya semakin lama semakin berkurang, dan yang terpenting Maliq jadi nafsu makan. Uwoooooowww ibuk syenang syekali, secara selama ini makan itu jadi kegiatan yang menguras emosi. Susah BANGET!

Nah, saya kasih tips nih ya buibu menghadapi anak demam, muntah dan diare. Sebenarnya susah-susah gampang. Kalau dirawat sendiri pun juga bisa dengan memberikan obat yang sesuai, bisa dibeli langsung ke apotek tanpa harus ke dokter atau buibu bisa treatment secara tradisional.

1. Minum air putih yang banyak menghindari dehidrasi atau buibu bisa beli cairan Pedialyte di apotek. Cairan Pedialyte seperti air putih yang mengandung isotonik untuk mencegah dehidrasi pada bayi dan anak. Karena kalau anak sudah dehidrasi, pilihannya pasti dirawat di rs karena butuh tambahan cairan infus.
2. Jangan diselimutin berlebihan, karena kalau anak keringetan dan bajunya jadi basah, malah masuk angin. Setelah dirasa cukup berkeringat, baju basahnya langsung diganti ya buibu.
3. Kompres air dingin  kalau demam tinggi atau beli Byebye Fever
4. Selama sakit, nafsu makan anak akan berkurang, jadi solusinya kasih makanan pengganti yang sekiranya anak suka agar tetap bertenaga. Contoh roti, buah, pudding dan biskuit.
5. Treatment tradisional dengan membalur bawang merah (baby oil + irisan bawang merah) oles dibagian dada saja.  Tapi, kalau saya sih beli Transpulmin salep untuk bayi, balur dibagian dada. Fungsinya, agar hangat dan aroma salepnya bisa mengurangi muntah.
6. Mungkin buibu bisa beri obat seperti yang saya tuliskan diatas, Vometa untuk mengurangi muntah dan Lacto B untuk mengurangi mencret.

Setelah 2-3 hari buibu bisa observasi sakit si anak, apakah membaik atau semakin parah. Karena setelah 2-3 hari kemudian, keadaan Maliq membaik, sudah tidak muntah sama sekali, mencretnya berkurang dan bab jadi padat kembali. Maliq pun nggak lemes lagi, main seperti biasanya.

Sepertinya cukup ya informasi buat buibu. Saran saya sih jangan panik, lalu kenali tanda-tanda sakit yang diderita anak agar penanganannya dapat secepatnya dilakukan. Jika dalam waktu 3 hari bayi atau anak semakin bertambah parah, segera bawa ke dokter.

Buibu juga bisa baca referensi artikel yang berkaitan disini.

Semoga bermanfaat :)

Cheers,
L

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

1 komentar

Shout your comment here and thanks for dropping by :)