Menyapih (Part 1)

No Comments


Halo semuanya !

Mengingat anak saya, Maliq, sudah masuk usia 1.5 tahun, rasa-rasanya saya harus dikit-dikit menyapih. Lebih tepatnya sih mengurangi ASI karena Maliq termasuk anak yang lebih milih nyusu dibanding makan. Kalau dipaksa makan, dia akan nangis minta nyusu. Mending kalau nyusunya pakai botol, nyusunya masih ASI. Agak syulit pula kalau lagi diluar rumah. Semakin besar, dia semakin pandai buka baju ibunya, jadi tragedi maksa-maksa nyusu depan umum sering terjadi. Nah, saya pun inisiatif mengajarkan Maliq nyusu botol lagi. Maliq pakai botol itu terakhir sekitar umur 5 bulan, jadi dikit-dikit saya sering kasih asi di dalam botol. Tapi, berhubung saya di rumah dan sudah lama nggak merah, saya pun urung kasih botol. Akibatnya, Maliq agak musuhan sama botol. 

Sebenarnya ini bertentangan dengan pendirian saya untuk tidak kasih susu lain selain ASI sampai 2 tahun tapi melihat badan Maliq yang semakin lama semakin kurus karena nggak mau makan, saya pun inisiatif mengurangi nyusu asi langsung. Tujuannya sih, Maliq harus tahu, dia butuh makan kalau lapar. Bukan hanya asi. Sumpah deh, saya sudah habis akal dan agak lelah karena Maliq seperti adiksi, nyusu asi setiap dua jam, kadang sejam sekali, bahkan haus pun mintanya asi bukan air mineral. Balik lagi seperti masa-masa bayi baru lahir. Lapar dikit minta mimik.

Makan hanya sedikit sekali, paling banyak 5 sendok. Buah pun semakin berkurang. Yang paling sering dimakan hanya biskuit, kue-kue atau roti. Sehatnya darimana naaaakkkk :(

Lalu saya pun cari cara supaya ASI tergantikan, setidaknya saya bisa istirahat atau melakukan kegiatan lain selain ngASI. Bukan menyetop total asi, hanya membatasi supaya Maliq mau makan. Saya mulai memberikan Maliq UHT. Awalnya langsung dari kardusnya menggunakan sedotan. Sehari saya kasih satu susu ukuran 125ml. Kegiatan minum susu inilah yang menjadi awal Maliq akhirnya punya minuman lain selain ASI dan sedikit ngerti susu itu bikin kenyang.

Baru-baru ini, saya juga kenalkan kembali minum susu di botol. Susu UHT kardus saya masukan dalam botol. Niatnya supaya bisa diminum sebelum bobo. Tapi, namanya juga nggak pernah pakai botol, pengenalan kembalinya pun jadi sulit.

Maliq hanya punya 4 botol; 2 botol ukuran mini sekitar 60ml (never been used), 1 botol ukuran 120ml (botol standar) dan 1 lagi ukuran 160ml (botol lebar dengan dot menyerupai nipple).

Keseluruhan botol dipakai beberapa kali saja, masih bersih banget, apalagi yang botol dengan dot kecil mirip puting, baru beli dipakai sekali lalu nggak mau lagi. Belinya lumayan mahal pula. Sedih :(

Awalnya bingung gitu karena terbiasa minum pakai sedotan sambil duduk nonton televisi. Mungkin Maliq jadi mikir kok disuruh minumnya sambil tiduran. Tapi, alhamdulillah susunya selalu habis. Walaupun pakai drama karena Maliq lebih nyaman minum sambil duduk, sedangkan botol nggak bisa diminum seperti itu. Sempat marah-marah juga, karena ya itu tadi, Maliq kesal sendiri isinya nggak kehisap kalau dia duduk.

Ibuk sih sabar ya ngajarin lagi, gimana cara minum botol. Tapi, teteup anaknya kekeeeuuuhhh maunya minum sambil duduk. Ujung-ujugnya botolnya dilempar, minta asi lagi. Elaaahhh! *sabar* *sabar*

Harusnya malah ibuk senang, Maliq nggak ketergantungan botol. Minumnya pintar pakai gelas dan sedotan. Tapi karena itu tadi, nyusu sejam sekali yang ibuk nggak kuat. Plus, ibuk jadi nggak bisa berkegiatan lain kalau ngasi mulu. Akhirnya, diterusin lah itu kegiatan belajar pakai botol tiap hari. Alhamdulillah, sekarang lancar tapiiiii (ada tapinya) cuma mau pakai botol kalau dia mau aja, selebihnya (kalau ngeliat ibunya nganggur) tetap minta mimik (sambil buka-bukain baju ibuk).

Dikit-dikit yah insyaallah bisa lepas ASI pas 2 tahun. Menyapih pun bukan berarti nggak sayang sama anak lagi, justru karena sayang, kita harus melatihnya mandiri, agar tanpa kita pun anak-anak bisa apa-apa sendiri.

Saya sering baca, proses menyapih gampang-gampang sulit. Kadang anaknya belum mau lepas asi, tapi ibunya sudah mau lepas. Giliran anaknya sudah bisa tanpa asi, kadang ibunya malah mellow sendiri ngeliat anaknya mandiri dan ngerasa kasihan nggak disusuin. Itupun yang saya rasakan akhir-akhir ini. Gimana rasanya buibu lain menyapih, akhirnya saya rasakan juga.

Jujur, rasanya sedih, takjub dan bangga.

Sedih karena harus segera berakhir selamanya. Momen dimana hanya kita dan bayi yang merasakan kedekatan tanpa batas, merasakan benar-benar rasanya memberi tanpa pamrih. Takjub karena dari air susu yang diproduksi tubuh kita lah, bayi yang dilahirkan mungil tumbuh menjadi besar. Sekaligus bangga bisa menyusui anak sendiri karena nggak semua wanita bisa merasakan ini. Dan alhamdulillah, saya termasuk yang diberikan kesehatan dan kelancaran untuk memberikan asi ke anak saya.

Lalu cara apa saja yang sudah saya lakukan ?
Pengennya sih kaya buibu hitz jaman sekarang, ngomong ke anaknya kalau dia sudah besar dan setelah umur 2 tahun harus berhenti nyusu lalu *tring* anaknya ngerti langsung berhenti nyusu. Tapi sepertinya Maliq bukan tipe anak hitzzz, padahal ibunya udah hitz abis abisan. Huummpphhhhzz !

Saya memang sering bilang kalau sudah umur 2 tahun nggak boleh mimik lagi ya, tapi dia geleng-geleng aja kepalanya atau nggak ngerespon omongan saya. Ada juga cara old school yang saya baca dari forum-forum kadang ada yang harus dikasih pait-paitan di puting supaya anaknya nggak nyusu lagi. Tapi, sebenarnya cara itu harus dihindari karena katanya tiap anak akan punya caranya sendiri untuk menyapih diri. Pernah baca juga artikel "meyapih dengan cinta" entah dimana, tapi kok yaaa rasanya sulit karena yaaa itu tadi Maliq tipe anak yang keras meronta-ronta kalau keinginannya nggak diwujudkan. Pernah saya kasih pait-paitan pun tetep aja dia nyusu dengan nikmatnya.

Akhirnya muter otak berdua suami saya, mungkin memang kami harus menemukan cara kami sendiri.

Cara-cara yang saya lakukan mungkin lebih pas untuk buibu yang tidak bekerja seperti saya. Menurut saya, jauh lebih sulit menyapih saat ibu selalu ada disamping bayi ketimbang ibu bekerja. Karena anak selalu terbiasa ada ibu disamping dan sulit berpisah. Bahkan, kadang saya ke kamar mandi pun anak saya selalu ikut. Elah!

Here's the tips!

1. Ajari minum susu dengan botol atau sedotan
2. Jika sudah pandai, kurangi intensitas menyusui sedikit demi sedikit, bukan berhenti langsung
3. Gantikan asi dengan susu lain atau berikan asip jika memang masih punya cadangan asip
4. Jika anak minta asi, beri minuman lain seperti air mineral atau susu atau asip. Mungkin anak minta asi karena si anak haus atau lapar
5. Pastikan jam makan anak selalu tepat waktu, menghindari minta asi saat ia lapar dan jangan lupa beri cemilan di waktu tertentu agar perut anak tidak selalu kosong sebelum waktu makan tiba
6. Minta bantuan orang lain untuk selalu mengalihkan perhatiannya jika anak minta asi langsung, dalam kasus saya bala bantuan adalah suami saya seorang
7. Tak lupa jelaskan kenapa ia harus mengurangi asi, sedikit demi sedikit anak pasti mengerti

Hingga postingan ini diturunkan. saya pun masih menyusui. Tapi, sedikit-demi-sedikit sudah saya terapkan cara diatas. Memang belum sepenuhnya lepas, tapi setidaknya berkurang. Yang menjadi konsentrasi saya saat ini adalah Maliq bisa tidur tanpa menyusu. Itu yang sedang kami latih, caranya adalah untuk sementara waktu, suami saya yang akan selalu meniduri anak saya tiap malam.

Awal menyapih memang sulit sekali. Maliq pun berkali-kali tantrum bahkan sampai nggak tidur karena memang kebiasaan nyusu sebelum tidur, oleh sebab itu belajar menyapih sudah saya lakukan sebelum umur dua tahun ini. Harapannya sih semoga pas usia dua tahun sudah benar-benar lepas dari asi.

Saran saya, coba ibu pelajari dulu bagaimana cara yang pas untuk menangani anak ibu disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak, karena pada dasarnya cara menangani anak yang satu dengan yang lainnya bisa berbeda. Jadi, hanya ibu yang tahu bagaimana harus menyapih.

Doakan kami yaaa semoga bisa berhasil menyapih dengan cinta, cerita menyapih lain akan saya tulis lagi nanti, bye bye !


Cheers,
L


Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar

Posting Komentar

Shout your comment here and thanks for dropping by :)