Mengajarkan Anak Toilet Training (Part 1)

1 comment


Halo semuanya !

Kali ini saya mau cerita tentang pengalaman mengajarkan Maliq buang air besar dan kecil di toilet atau sering disebut toilet training. Postingan dibagi menjadi beberapa bagian karena cerita toilet training ini masih belum selesai sampai saat ini. Saya baru berhasil mengajarkan buang air besar karena buang air kecil lebih sulit diprediksi. Tapi, alhamdulillah Maliq sudah paham apa itu buang air besar / kecil dan dimana tempatnya. Pelajaran penting pertama adalah tahu dimana mereka harus lakukan itu dulu.

Toilet training untuk anak dibawah 2 tahun susah-susah gampang. Kenapa ? Karena mereka belum benar-benar bisa komunikasi dan mengutarakan keinginannya. Sebagian anak bisa mengekspresikannya tapi sebagian lagi mungkin belum bisa. Tapi, menurut saya saat anak sudah memasuki usia 1 tahun, nggak ada salahnya kenalkan terlebih dahulu apa itu toilet. 

Caranya ?

Sejak usia 1 tahun sebisa mungkin saat sedang di toilet entah itu mandi atau cuci tangan, saya selalu kasih tahu potty (tempat duduk anak di toilet) itu untuk 'ee'. Saya gunakan bahasa sederhana. Buang air besar itu 'ee', mudah penyebutannya dibanding kata lain, misal 'pup'. Ini berguna saat anak mulai bisa bicara, mereka akan selalu nyebut potty itu dengan ee. 

Kemudian, selalu dudukan dia di potty saat terlihat akan buang air besar (ngeden), langsung bawa ke kamar mandi, bukakan celana dan dudukkan. Apabila memang sudah terlanjur keluar di pospak atau di celana, usahakan tetap dia harus duduk di potty saat sedang dibersihkan. Gunanya ya itu tadi, anak harus tahu kalau buang air besar di potty bukan di pospak / celana. Selalu ulangi setiap dia terlihat akan buang air besar dan jelaskan sesederhana mungkin kenapa dia harus duduk di toilet. Saya katakan berulang kali ke Maliq, "Maliq kalau ee duduk disini ya!" Sambil dudukan dia di potty. Lagi mandi pun, kalau dia kebetulan lihat potty, selalu saya tunjuk dan bilang 'ee'. Lama kelamaan dia paham kalau 'ee' pakai potty.

Pernah suatu kali kami liburan dan menginap di hotel. Karena Maliq terbiasa duduk di potty saat buang air besar, saya pun agak bingung gimana caranya supaya Maliq bisa buang air besar mudah, saya takut karena nggak terbiasa nanti dia malah nggak mau duduk. Malam harinya ternyata terjadi, Maliq tampak mau pup, saya bawa ke kamar mandi tanpa potty, saya suruh duduk tapi nggak mau. Bingung juga mau gimana sampai akhirnya dia malah jadi takut karena saya paksa duduk. Akhirnya nggak jadi pup. Beberapa lama kemudian keliatan mau pup lagi, saya ajak ke kamar mandi dia nggak mau. Karena saya kasihan melihat muka Maliq nahan pup, akhirnya saya duduk duluan, Maliq saya dudukan di selangkangan saya persis seperti sedang naik motor. Baru lah kemudian pup-nya keluar. Nampaknya memang dia nggak mau karena takut atau nggak familiar dengan toilet lain. 

Karena memang saya stay di rumah, saya jadi tahu betul ciri-ciri mimik muka Maliq kalau mau pup. Kalau terlihat 'ngeden' langsung saya tanya, "Maliq ee ya?" kemudian langsung saya gendong atau ajak jalan ke kamar mandi. Urusan dia nggak jadi pup belakangan, yang terpenting adalah misi saya gendong Maliq untuk dudukin di toilet terlaksana dulu. Kalau dia sudah duduk di toilet tunggu beberapa menit, apakah dia 'ngeden' atau nggak. Kalau tidak, kasih tahu, "kalau mau ee bilang ya, bu ee bu." Kira-kira seperti itu lah saya ajarkan Maliq.

Awal-awal belajar memang sering kecolongan keburu pup di pospak. Tapi menginjak 18 bulan keatas saat Maliq lancar ngomong 'ee', intensitas pup di pospak jadi berkurang. Setidaknya, saya sudah jarang ngomel karena bau akibat Maliq pup di pospak. Maliq selalu berusaha bilang, walaupun misalnya sudah nggak tahan dan terlanjur ngeluarin dikit tapi pasti dia bilang "bu, ee!" Ujung-ujungnya saya omelin dan tetap didudukin di toilet walaupun pupnya udah keluar duluan. Supaya dia tetap disiplin kalau pup ya di toilet. 

Saya ingin berbagi tips untuk buibu yang anaknya akan toilet training :

1. Selalu siapkan potty di toilet, sewaktu-waktu akan dipakai anak tidak terlalu lama nahan BAB
2. Usahakan pilih potty berkarakter, gunanya supaya dia betah sambil nunggu BAB, ada gambar-gambar yang dia lihat
3. Pelajari jadwal BAB anak, misal sehari sekali atau dua hari sekali
4. Pelajari mimik wajah saat anak kebelet BAB, gunanya supaya buibu tahu tanda-tanda anak mau BAB
5. Jika mimik mau BAB terlihat, langsung bawa ke toilet, bukakan celana, dudukan di potty
6. Jika sudah terlanjur pup di celana, tetap harus didudukan di potty saat buibu membersihkan kotorannya yang menempel di bokongnya
7. Beri tahu dengan bahasa sederhana apa yang harus ia katakan kalau mau BAB
8. Ulangi terus menerus, jangan skip!

Begitulah kira-kira saya mengajarkan Maliq toilet training versi BAB. PR saya satu lagi adalah mengajarkan pipis. Sudah pernah coba tapi belum berhasil lancar seperti BAB. Kesulitannya adalah pipis susah ditahan dan cair. Jadi, memang PR banget apalagi kalau di kasur.

Pesan saya, jangan pernah skip (malas) untuk selalu bawa anak ke toilet. Anak bisa karena terbiasa. Oleh sebab itu, biasakan ke toilet dan ajarkan disiplin. 

Selamat mencoba !



Cheers,
L
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

1 komentar

  1. Ternyata hal sesederhana "Toilet Training" kudu bener-bener sabar ya, makasih loh post nya, nambah ilmu baru nih. Kangen Maliq, pasti sekarang makin unyu deh :D

    BalasHapus

Shout your comment here and thanks for dropping by :)