Tampilkan postingan dengan label Bali. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bali. Tampilkan semua postingan


Halo buibu semuanya !

Selama di Bali pernah nggak sih kepikiran nyari tempat makan atau restoran yang nggak dekat-dekat pantai ? 

Setiap ke Bali, seringnya saya melihat kebanyakan turis-turis lokal pasti nyari cafe atau bar ngehits dipinggiran pantai, duduk-duduk manja di bean bag sambil nunggu sunset. Kebaca deh siapa pun pasti tergoda reservasi cafe pinggir pantai. Padahal selain di area pantai, restoran yang menawarkan view bagus pun banyak di Bali. Salah satunya di Tegallalang. Memang sih kalian butuh effort lebih untuk sampai kesana karena jaraknya lumayan jauh dari daerah Kuta. Tapi trust me, pemandangannya nggak kalah cantik. Kalian bisa makan dipinggir sawah dengan view bukan sawah biasa, tapi sawah terasering khas Bali yang berundak-undak. 

Sebelumnya, saya pernah baca daerah Tegallalang ini dari salah satu blog traveller. Jujur sih dari foto hasil kunjungannya, saya tertarik makan didaerah sana. Setelah ngecek-ngecek maps, ternyata jarak dari Monkey Forest ke Tegallalang tidak terlalu jauh. Yowes lah mari kesana mumpung lagi di Ubud.

Awalnya kami bingung karena sama sekali nggak ada gambaran dimana letak sawah yang katanya indah berundak-undak, karena disepanjang jalan kami hanya melihat toko-toko seni di kanan kiri bahu jalan saja. Tidak ada petunjuk-petunjuk apapun yang menandakan adanya sawah nan luas.

Sampai akhirnya sekitar setengah jam menelusuri jalan, mulai lah beberapa toko kanan kiri berganti dari yang jualan benda seni menjadi jualan kopi dan sedikit demi sedikit ada plang-plang cafe kecil. Lalu, kami pun disambut gapura "Selamat Datang di Kawasan Wisata Tegallalang" 

Yeaaayyy !!!
Akhirnya sampai juga !!!

Read More



Hai hai buibu !
Saya termasuk tipe orang yang suka googling dulu kalau butuh info suatu tempat atau butuh apapun. Maklum ya tekhnologi sudah semakin maju dan hampir semua info bisa di googling. Supaya saya ada gambaran juga sih tentang tempat yang akan kita tuju. Nah, sebelum saya ke Bali kemarin, ada beberapa tempat yang memang infonya sedikit sekali. Terutama review dari blogger-blogger yang biasanya mudah saya temukan. Termasuk Monkey Forest di Ubud. Saya hanya menemukan website-website paket tour dan situs resmi. I need more info than just a price sebenarnya. 

Hari kedua kami di Bali, kami mulai keluar dari Hotel jam 10. Memang liburan kami tidak ingin jadwal padat atau terlalu pagi dan pulang terlalu malam. Namanya juga bawa bayi ya kan. Kami pun menyesuaikan kondisi. 

Dengan bantuan Google maps akhirnya kami sampai di Ubud yang berjarak lebih dari 20km dari Kuta tanpa tanya sana-sini. Saya memang sering mengandalkan maps kemana pun. Suami saya tugasnya menyetir, sedangkan saya tugasnya baca maps, dan Maliq tugasnya bobo, kalau nggak bobo pasti repot rebutan hp.

Ternyata di Bali pun maps berguna dan alhamdulillah jalanan yang tertera sangat update. Kami nggak nyasar sama sekali. Selalu tepat sampai tujuan malah kadang lebih cepat dari perkiraan karena biasanya nemu jalan pintas.
Read More


Hai buibu !
Tanggal 5-8 Maret lalu saya dan suami serta anak saya akhirnya punya kesempatan berlibur ke luar pulau Jawa. Tak lain dan tak bukan adalah Bali. Pulau yang paling banyak dikunjungi baik oleh turis lokal maupun mancanegara. Kenapa saya pun pilih Bali ? Sebenarnya ada dua pilihan yaitu Belitung atau Bali. Tapi karena saya belum pernah ke Belitung dan nggak tahu medan yang akan kita tuju, apalagi bawa bayi. Jadi, pilihan jatuh ke Bali. Setidaknya, saya dan suami beberapa kali pernah liburan kesana dan lumayan tahu banyak dibanding Belitung.

(Baca travelling ke Belitung kami di sini)

Itinerary kami tidak terlalu padat seperti liburan kami saat masih berdua. Rules number one travelling with baby adalah menyesuaikan jam alami bayi itu sendiri. Mulai dari pemilihan jam keberangkatan dan kepulangan terutama bila berpergian dengan pesawat. Karena saat terbang, ada beberapa bayi yang tidak bisa menyesuaikan dengan tekanan didalam pesawat sehingga bayi tersebut jadi rewel. Solusi pertama adalah terbang di jam bayi tidur. Kedua, jika tidak tidur maka beri bayi makan atau minum baik itu susu atau minuman apapun agar bayi selalu menelan terutama saat take off atau landing, kegiatan makan dan menelan ini membantu bayi mengatasi tekanan udara. 

Alhamdulillah Maliq nggak rewel sama sekali saat terbang karena dia tidur pulas blas. Sebelumnya memang sengaja nggak ditidurin selama di bandara. Maliq sibuk main lari-larian kesana kemari dan itu rupanya bikin dia capek lalu tertidur saat take off. Kalau buibu mau seperti itu, datangnya ke bandara minimal 2jam lebih awal. Kalau saya malah 3-4 jam lebih awal, mungkin orang tuanya yang bete nunggu boarding time lama sekali tapi demi anak tenang saya sih senang-senang aja, malah sengaja bikin dia lelah dulu sebelum take off. Kalau kebeteluan buibu terbang dari Terminal 3 bandara Soekarno Hatta, disana ada mini playground di lantai dasar setelah check in ticket. Bisa main dulu sampai capek.

Read More
Previous PostPostingan Lama Beranda