Read More


Sekitar satu atau dua bulan lalu saat Maliq masih 10 bulan, Maliq terkena diare. Awalnya, sore hari badan Maliq panas, malam harinya semakin meninggi mencapai 38 derajat dan sempat muntah. Semalaman Maliq rewel, tapi saya belum kasih obat apa-apa, hanya intensitas menyusunya di malam hari meningkat.

Keesokan harinya panasnya turun, Maliq  masih main seperti biasa tapi bab-nya mencret kuning cair sekali seperti air dan bau. Makan semakin susah tapi badannya memang tidak terlihat kurus. Sore harinya setelah mandi, badannya panas lagi dan sempat muntah dua kali, badannya jadi lemas. Saya berusaha nggak panik dan berpikiran positif, jadi malam itu kembali tidak dikasih obat. Hanya menyusu dan banyak minum air putih agar tidak dehidrasi. Maliq juga sempat diberi Pedialyte, cairan isotonik untuk bayi.

Semula Maliq dipakaikan baju panjang sampai keringetan, setelah basah diganti baju lengan pendek dan ditreatment seperti biasa, nggak diungkep selimut. Tidur pun tetap pakai AC. Saya ingat waktu sedang imunisasi ada bayi demam dan susternya menegur si ibu untuk mencopot selimut dan jaket si anak, alasannya karena kalau berkeringat, malah jadi masuk angin.

Setelah dua hari badan Maliq panas naik turun disertai muntah dan mencret, saya dan suami tetap kekeuh nggak mau bawa ke dokter sampai hari ketiga. Menurut kami, tiga hari adalah batas maksimal observasi penyakit.

Hari ketiga kondisinya tetap sama, panas naik turun, lemas, muntah dan mencret. Ketiganya selalu terjadi saat sore hari menjelang malam, paginya normal seperti biasa. Lalu besok harinya, baru lah kami bawa ke dokter karena keadaan Maliq tidak menunjukkan peningkatan.

Read More
Setahun lalu, dari subuh saya dan suami saya sudah siap bawa koper mau berangkat ke rumah sakit. Rencananya, pada hari itu saya akan di operasi caesar (c-sectio). Perasaan saya campur aduk, nggak sabar rasanya bertemu bayi mungil yang sudah hampir 10 bulan saya bawa-bawa dalam perut. 

Kehamilan pertama yang sungguh sangat tidak merepotkan. Saya sama sekali nggak muntah sepanjang hamil muda sampai melahirkan. Nggak ngerepotin bangun malam hanya karena ngidam. Semua berjalan sangat normal, saya kerja seperti biasa pulang pergi dengan commuterline yang kadang nggak duduk. Bayi saya didalam perut alhamdulillah nggak rewel. Kata orang hamil saya itu hamil kebo. Entah.

Tanggal 14 Oktober 2014, hari Selasa, tepat pukul 15.17 akhirnya bayi mungil kami lahir ke dunia. Diberi nama Lazar Maliq Cominac, kami memanggilnya Maliq. Keluarga kecil kami pun kini lengkap.

Tepat saat itu pula, kehidupan kami berubah. Ada bayi kecil yang selalu harus diberi perhatian lebih. 

Sepanjang satu tahun ini, sudah banyak warna warni yang diberikan Maliq kepada kami berdua. Kami saling belajar. Maliq belajar berbicara, kami belajar mendengarkan. Maliq belajar makan, kami belajar memberi. Maliq belajar berjalan, kami belajar menuntun. Kesemuanya terasa begitu singkat, tau-tau sudah satu tahun usia Maliq sekarang.

Maliq sudah lancar jalan muter-muter dalam rumah tanpa ditatah sejak usia 11 bulan. Maliq sudah ngoceh nggak jelas dan marah kalau keinginannya tidak dipenuhi. Maliq sudah tumbuh dua gigi atas dan dua gigi bawah. Maliq sudah sedikit mengerti jika diajarkan sesuatu. Maliq selalu meniru apa yang dia lihat. Perkembangan Maliq bagi kami sesuatu yang membanggakan.

Semoga Maliq semakin pintar, menjadi anak yang sholeh, anak yang membanggakan bagi ayah dan ibu, serta penolong kami disaat usia kami semakin menua dan anak yang selalu berdoa tak putus untuk kami di akhirat nanti.

"Happy birthday, Lazar Maliq.
Don't grow up too fast."

Tahun pertama sungguh menyenangkan :)

Cheers,
Ibu



Read More
Hai ..
Akhirnya saya nyoba pakai Go Jek juga. Sebenernya sih bukan Go Jek, tapi Go Shopping dan Instant Courier. Kalau kalian pernah order aplikasi Go Jek, pasti sering lihat di menu pilihan order Ojek, Kurir, Shopping atau Food. Nah, kali ini saya mau share pengalaman pakai Go Shopping dan Instant Courier.

1. Instant Courier
Sebelum Go Jek setenar ini, saya sebelumnya tahu dan pernah menggunakan jasa Go Jek untuk mengantar barang. Sekitar tahun 2011, teman saya memberitahu saya kalau butuh kurir kirim paket mengantar kontrak kerjasama, pakai Go Jek aja karena dia sering pakai itu. Waktu itu kurir kantor saya masih sedikit dan load pengiriman banyak, jadi saya sering nggak kebagian. Biayanya kalau nggak salah masih 30ribuan satu kali antar, dengan sistem order lewat telpon lalu kurir yang dipesan ambil dokumen dulu ke kantor saya, setelah itu mereka mengantar ke tempat tujuan.

Setelah kurir kantor mencukupi, kami sedikit demi sedikit tidak menggunakan Go Jek lagi. Ternyata setelah empat tahun berlalu, Go Jek menjadi perbincangan dimana-mana karena semakin berkembang pesat melalui jasa kurir dengan segala kebutuhan.

Bulan lalu, saya dimintai tolong mertua saya untuk pesan Go Jek karena waktu itu mau kirim makanan ke adiknya. Setelah saya download lalu keluar pilihan menu ; instant courier, ojek, transport, Go-Food dan shopping.

Untuk mengantar barang, pilihannya instant courier.



Read More