Seperti rakyat-rakyat Jakarta lainnya, saya penasaran ingin menggunakan Uber Taxi. Order Uber taxi menurut saya lebih praktis karena tidak menggunakan uang cash, karena seperti yang kita tahu, pembayaran dilakukan dengan kartu kredit. Terlebih dahulu kita harus mendaftarkan nomor kartu kredit dan data lainnya, bukan dengan cara menggesek kartu tapi memasukkan data saat sign up. Otomatis payment orderan kamu akan ditagihkan ke kartu kredit terdaftar. 

Kartu yang didaftarkan bisa lebih dari satu, jadi jangan khawatir kalau ternyata kamu punya lebih dari satu dan ingin digunakan bergantian, kamu bisa sesuaikan mau pakai yang mana saat akan memesan orderan. Oiya, jika pada saat order sudah mendapatkan mobil lalu kalian cancel setelah 5 menit kemudian sebelum / saat driver datang, maka akan dikenakan charge sebesar Rp. 30.000 (kalau saya tidak lupa sih segitu ya hehe). 

Aplikasi Uber, menurut saya, kurang friendly dibanding Grab Car. Menurut saya loh ya, agak membingungkan dan maaf.. sepertinya berat. Entah hp saya yang keberatan atau memang aplikasinya berat. Jadi, ketika saya ketik lokasi atau mau buka menu, perlu beberapa detik untuk membuka. Trus karena panik saya juga pernah asal pencet malah jadi order. Harus benar-benar meluangkan waktu sekitar 15 menit untuk hanya mengorder jika kamu baru pertama kali pakai aplikasi ini menurut saya. Agar tidak bingung dan salah pencet.
Read More

Ada yang kurang rasanya jika tidak mencoba order Uber Taxi. Sebenarnya ini kali kedua saya naik Uber. Tapi sepertinya saya termasuk yang agak kurang beruntung. Kenapa ? Karena ternyata saya mengalami kendala payment. 

Begini kejadiannya ;

Kemarin Senin tanggal 25 Januari 2016, saya dan anak saya hendak menuju kantor suami saya dari Gandaria City Mall menuju kawasan Palmerah. Saya order Uber seperti biasa dan beberapa menit kemudian mobilnya pun datang. Drivernya masih muda sekali tapi rapih dan sopan. Kami diantar sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Seperti yang sudah-sudah, biasanya saya langsung menerima e-receipt yang bertuliskan orderan saya serta total tarif perjalanan. Namun, selang setengah jam berlalu, tidak kunjung dikirim. Saya masih acuh dan tidak terlalu peduli, toh saat pertama kali order pun baik-baik saja.

Satu setengah jam kemudian saya juga belum menerima e-receipt yang biasanya dikirim ke email. Lalu saya mengecek history perjalanan yang seharusnya terekam di aplikasi beserta total tarif perjalanan, tetapi tidak ada. History perjalanan saya terakhir bulan Desember 2015. 

Setelah bingung harus bagaimana, saya kemudian bertanya pada teman yang tiap harinya naik Uber, saya disarankan telepon segera si driver untuk tanya, apakah order saya sudah di end trip atau belum. Karena takut driver yang saya naiki termasuk curang. 

Teman saya menjelaskan, ada beberapa driver yang kadang nakal, sengaja tidak menyudahi orderan padahal penumpang sudah turun. Jika itu terjadi, maka imbasnya adalah tagihan tarif yang ditagihkan ke kartu kredit penumpang menjadi besar. 

Read More


Hai buibu :)
Saya mau sharing tentang aktivitas yang beberapa bulan belakangan ini jadi kegiatan rutin buat saya saat memandikan anak. Yaitu, sikat gigi.

Yeaaayyy !!! Maliq sudah bisa sikat gigi di umur satu tahun. Walaupun giginya memang baru enam buah, empat diatas dan dua dibawah. Tapi, bukan berarti saya jadi cuek membiarkan anak saya nggak sikat gigi. Sebenarnya sih agak malas ya nyikatin gigi yang cuma enam. Udah gitu, kadang pas dikasih sikat gigi, anaknya malah sotoy nggak mau disikatin, maunya sikat sendiri. Nggak disikat juga sih sama Maliq tapi dihisap-hisap odolnya. Ibuk jadi lelah rebutin sikat gigi dari tangan mungilnya.

Berhubung kesabaran ibuk seluas samudera dan setinggi langit di angkasa, jadi kegiatan sikat gigi saat mandi pun dinikmatin aja. Lagi pula dengan membiarkan dia menyikat sendiri, kepintarannya pun ikut bertambah. Setidaknya dia tahu fungsi sikat gigi dan odol dulu, prakteknya belakangan, seiring dia dewasa pun akan semakin paham cara menggosok gigi dengan benar.

Read More


Hooola buibu :)
Liburan panjang kemarin kami sekeluarga di rumah aja. Mampir ke mall beberapa kali ngilangin bosen. Ngeliat jalan tol di tv dan beberapa status path orang-orang yang amit-amit nggak jalan, saya mah udah lah di rumah aja daripada emosi jiwa raga.

Karena mall paling dekat Margo City, jadi daripada bengong di rumah ya kesitu aja. Kebetulan memang ada indoor playground baru yang belum Maliq cobain. 

Read More