Apabila Mengalami Masalah dengan Uber Taxi

1 comment

Ada yang kurang rasanya jika tidak mencoba order Uber Taxi. Sebenarnya ini kali kedua saya naik Uber. Tapi sepertinya saya termasuk yang agak kurang beruntung. Kenapa ? Karena ternyata saya mengalami kendala payment. 

Begini kejadiannya ;

Kemarin Senin tanggal 25 Januari 2016, saya dan anak saya hendak menuju kantor suami saya dari Gandaria City Mall menuju kawasan Palmerah. Saya order Uber seperti biasa dan beberapa menit kemudian mobilnya pun datang. Drivernya masih muda sekali tapi rapih dan sopan. Kami diantar sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Seperti yang sudah-sudah, biasanya saya langsung menerima e-receipt yang bertuliskan orderan saya serta total tarif perjalanan. Namun, selang setengah jam berlalu, tidak kunjung dikirim. Saya masih acuh dan tidak terlalu peduli, toh saat pertama kali order pun baik-baik saja.

Satu setengah jam kemudian saya juga belum menerima e-receipt yang biasanya dikirim ke email. Lalu saya mengecek history perjalanan yang seharusnya terekam di aplikasi beserta total tarif perjalanan, tetapi tidak ada. History perjalanan saya terakhir bulan Desember 2015. 

Setelah bingung harus bagaimana, saya kemudian bertanya pada teman yang tiap harinya naik Uber, saya disarankan telepon segera si driver untuk tanya, apakah order saya sudah di end trip atau belum. Karena takut driver yang saya naiki termasuk curang. 

Teman saya menjelaskan, ada beberapa driver yang kadang nakal, sengaja tidak menyudahi orderan padahal penumpang sudah turun. Jika itu terjadi, maka imbasnya adalah tagihan tarif yang ditagihkan ke kartu kredit penumpang menjadi besar. 

Saya pun langsung khawatir, lalu tergesa-gesa menelpon nomor driver tadi. Tapi tidak diangkat. Saya lalu sms ke nomor si driver tapi tidak dibalas. Setelah sekitar 15 menit kemudian, saya kembali telpon dengan nomor berbeda dan akhirnya diangkat. Si driver langsung saya tanya apakah sudah end trip order saya, dia jawab sudah. Tapi entah kenapa email ke saya tidak terkirim, dia pun tidak tahu. Saya bilang nanti saya cek lagi ya, dia jawab silahkan bu. Yowes kok rasanya jadi kasihan karena saya tuduh curang.

Suami saya lalu inisiatif menelpon bank untuk memastikan berapa rupiah tarif yang ditagihkan oleh Uber ke kartu kredit. Setelah ngobrol agak lama dan dicek sana sini, cs bank itu bilang bahwa ada transaksi dengan pihak Uber tapi nominalnya Rp. 0 setelah itu tidak ada tarikan transaksi lain.

Sedikit lega bahwa tidak ada transaksi jebol karena tarikan curang. Fiuh!

Tidak sampai disitu, saya masih terus berusaha menghubungi pihak Uber, bukan driver loh ya. Tapi ternyata saya tidak menemukan nomor kontak kantor ataupun hotline lainnya. Saya hanya berhasil menemukan twitter Uber lewat googling.

Sedangkan suami saya masih ngulik aplikasi untuk menemukan menu help atau semacamnya untuk mengontak tim Uber.

Saya mention twitter @Uber_Jkt tapi tidak ada respon. Lalu saya scroll timeline dan menemukan email untuk komplain ke support.jakarta@uber.com (silahkan email kesitu kalau kalian ada komplain)

Kurang lebih setengah jam kemudian, email isi kronologis tentang masalah saya dan pertanyaan apakah tagihan uber saya statusnya sudah dihentikan atau masih berjalan akhirnya dibalas. 

Admin mengirimkan history terakhir perjalanan saya tapi ternyata yang dikirim adalah perjalanan bulan Desember 2015. Sama persis yang tercatat di aplikasi, bahwa tidak tercatat perjalanan terakhir saya pada 25 Januari 2016 kemarin.

Berbalas-balas lah saya dengan si admin, saya tetap kekeuh bilang bahwa hari ini saya order dan sudah sampai tujuan. Dan adminnya pun kekeuh tidak ada transaksi order pada hari itu. 

Sekarang, pihak yang dirugikan berbalik menjadi si driver yang dirugikan, bukan saya. Saya hampir bisa dipastikan sama sekali tidak ditagihkan sepeser pun atas order saya, tapi si driver tidak mendapatkan hak nya. Lalu apakah sekarang saya bisa menari-nari diatas masalah ini karena saya tidak ada tagihan ? 

Bisa saja sih saya case close masalah ini, tapi kok ya saya seperti nggak punya hati. Sebelumnya menggebu-gebu menaruh curiga setengah mati sama si driver, kontak sana sini, tapi kalau ternyata sekarang si driver lah yang dirugikan karena aplikasi Uber yang error dan dia tidak mendapatkan haknya, kok saya nggak inisiatif bantu ? 

Akhirnya, email terakhir saya ke pihak admin Uber isinya adalah saya minta agar tidak ada pihak yang dirugikan baik saya maupun si driver. Saya minta untuk ditagihkan sesuai tarif agar si driver mendapatkan haknya.

Kasian juga bok nganter-nganter malah nggak dibayar. Yowes lah, maaf kan saya juga sudah terlanjur menilai curang, padahal masalahnya adalah aplikasinya error. Heeemmm. Gawat juga nih kalo ternyata saat itu saya diculik, trus nggak terekam orderan saya pada sistem Uber. Waaaahhhhh!!! Amit amit !!!!!

Setelah email terakhir saya, admin masih membalas untuk menyuruh saya menunggu 48 jam (2 hari) mengenai masalah ini. Tapi pada kenyataannya, emai e-receipt dikirim ke saya setelah tiga hari dengan total tagihan (yang alhamdulillah) sesuai dengan jarak.

Selesai sudah d.e.r.a.m.a saya dengan si Uber ini. Pelajaran buat saya dan pengguna lainnya agar lebih sigap lagi mengenai e-receipt yang dikirim agar tidak ada pihak yang dirugikan, baik driver maupun penumpang. 

Kedepannya masukan untuk Uber agar memperbaiki sistem aplikasi atau apalah itu, supaya tidak ada missed lagi dan perjalanan sehingga siapapun akan merasa aman. Dan yang terpenting adalah lebih baik menyediakan nomor kontak yang dapat dihubungi dalam keadaan darurat selain email, paling tidak twitter yang aktif untuk segala keluhan pelanggan.

Semoga tidak ada pihak yang dirugikan lagi dan Uber semakin sukses. Karena sebenarnya, untuk moda transportasi yang laik seperti ini sangat dibutuhkan, apalagi buat buibu yang nggak mau ribet seperti saya hihihihihi

Sekian cerita perjalanan saya.

Cheers,
L

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

1 komentar

Shout your comment here and thanks for dropping by :)