Menyiasati Balita Main Gadget

No Comments


Hola hola !

Setelah seminggu absen nggak posting karena sibuk dan nggak ada ide, padahal udah berjanji posting seminggu dua kali, akhirnya saya nemu ide juga hahahahaha.

Jadi ceritanya begini, beberapa waktu lalu, saya lagi iseng baca-baca tulisan yang di share di facebook oleh teman saya. Isinya adalah seorang ibu yang menceritakan bahwa anaknya ketergantungan gadget. Pagi, siang, sore, dan malam tangan mungilnya tak lepas dari sebuah tab. Usia anak itu sekitar 4-5 tahun, dia sudah main gadget sejak usia 1 tahun. Yang anak itu lakukan saat pegang gadget adalah bermain games. Si ibu secara sengaja mendownload games di tab yang juga sengaja dibelikkan untuk si anak. Sudah kebaca dong ya, semua hal dilakukan si ibu dengan kesadaran penuh untuk anaknya. 

Saya merasakan pengalaman ini begitu dekat dengan saya karena anak saya umurnya nggak jauh beda. Bedanya adalah saya sangat meminimalisir anak saya menggunakan gadget untuk main. Biarlah saya dibilang gaptek (toh pada kenyataannya tidak), galak, sok idealis atau apapun, yang jelas saya dan suami saya sudah sepakat bahwa gadget tidak akan kami berikan ke anak kami yang masih balita secara berlebihan. Kenapa ?

Saya memang kurang paham dampak buruk yang ditimbulkan gadget ke perkembangan anak nantinya seperti apa. Saya hanya nggak mau anak saya jadi anti sosial karena saat ia sedang fokus dengan gadgetnya, ia bahkan nggak sadar saya disampingnya mengajak bicara. Jangankan menjawab, sadar pun mungkin tidak.

Saya bukannya benar-benar tidak memberikan gadget pada anak saya. Hanya membatasai, toh nanti pada umur yang tepat dia akan pelajari seiring berkembangnya jaman, nggak mungkin dong ya jaman berkembang tapi anak saya gaptek. 

Sejak umur 1.5 tahun lebih, saya sering memberikan iPad ke anak saya kalau saya sedang butuh waktu untuk kerja tanpa diganggu, misalnya memasak. Biasanya saya nyalakan film kesukaannya di Youtube, otomatis dalam waktu minimal satu jam kedepan, anak saya 'anteng' dan kerjaan saya selesai. Setelah saya kembali bisa ajak main anak saya lagi, saya simpan iPad itu jauh dari jangkauannya, diatas lemari.

Kadang pun, saya berikan saat dia sedang makan, atau sedang nangis, untuk apa ? Hanya untuk menenangkan. Karena sekali lagi, saya tahu kalau anak saya akan tenang jika film kesukaannya dinyalakan. Saya butuh dia tenang sesaat. Saya bukan tipe yang nggak mau capek dengan mudah kasih gadget, sementara saya bisa melakukan kegiatan-kegiatan lain seperti nonton tv atau lainnya. 

Sebenarnya, alasan itu semua adalah pembenaran untuk saya karena saya butuh dia tenang, bukan lari-larian atau bikin kegaduhan selama saya sedang kerja. Tapi, semakin anak saya tumbuh besar dan sudah sedikit berbicara. Saya mulai biasakan tanpa gadget walaupun sebenarnya dua kali lipat lebih sulit ketimbang waktu dia agak kecil. 

Ketika dia bisa berbicara, dia butuh teman untuk melatih bahasanya. Ketika dia menjadi super aktif, dia butuh teman main. Ketika dia semakin tumbuh, dia harus diajarkan sosialisasi terutama dengan sekelilingnya, orang tua, adik, kakak, teman, nenek dan kakek. Oleh sebab itu, mungkin sejak usia 20 bulan, saya mulai pelan-pelan mengurangi nonton Youtubenya. Kalaupun dia nonton Youtube, durasi nontonnya pun sekarang sudah berkurang, dia sudah bosan duduk lama-lama karena lebih tertarik main dengan mainan lainnya. Bahkan beberapa hari tanpa iPad pun bisa, asalkan jangan pernah ada yang sengaja kasih lihat iPad, cobaan untuk ayah ibunya juga sih, karena biasanya kalau dia lihat saya pegang iPad, otomatis dia minta. Kalau tidak dikasih ya nangis teriak-teriak.

Tapi sekarang karena memang kegiatan nonton Youtubenya sudah berkurang, positifnya adalah anak saya bisa ditenangkan langsung tanpa dialihkan ke iPad. Jika saya butuh dia tenang, saya akan bicara dengannya langsung, saya jelaskan bahwa saya sedang masak, kamu boleh lihat, tapi duduk tenang disini. Sambil ajarkan apa yang boleh dan yang nggak boleh seraya dia menunggu. Atau jika dia nangis, saya ajak keluar lihat kucing atau cicak. Sekedar melupakan penyebab nangisnya.

Selain itu, saya ajarkan dia main dengan segala mainan yang dia punya, saya kumpulkan mobilannya, saya buat percakapan antara mobil seakan-akan hidup, saya ajarkan dia menyusun lego, dan gimana cara main dengan mainan lainnya. Supaya apa ? Dia berimajinasi. Dia tidak diam hanya menonton Youtube. Walaupun ya nilai plus dari nonton lagu-lagu di Youtube, anak saya bisa nyanyi bahasa Inggris, mengucapkan satu dua kata dalam bahasa Inggris, bisa nari-nari sesuai dengan gerakan yang ada di iPadnya, tapi itu bukan 'goals' saya. Saya nggak terlalu bangga. Itu tambahan. 

Karena usia anak saya masih 2 tahun kurang, 'goals' saya beberapa tahun kedepan saya ingin dia berkomunikasi dengan saya dan lingkungannya dengan lancar, mengutarakan apa yang dia inginkan, menceritakan apa yang ia alami, berinteraksi dengan orang lain, bermain selayaknya anak kecil aktif, dan yang terpenting ia mengerti pelajaran dasar di rumah, seperti membereskan mainan setelah main, mandi pagi dan sore tanpa dipaksa, ganti baju dan pakai baju sendiri, minum dari gelas dewasa, pakai sepatu sendiri, kancing baju sendiri, pipis dan pup ditempatnya, inisiatif dan peka terhadap sekelilingnya dan dia harus bisa tenang tanpa dikasih gadget. 

Pelajaran-pelajaran yang sangat dasar dan mudah tapi mungkin sulit untuk sebagian orang tua. Kalau itu mudah, mungkin nggak akan ada cerita viral tentang anak kecanduan gadget.

So, here's the tips :
1. Kurangi durasi main gadgetnya misalkan sehari hanya boleh satu jam, lama-lama tidak sama sekali pegang gadget
2. Beri peraturan saat main gadget, misalkan hanya boleh setelah mandi sore, setelah sholat, atau setelah makan
3. Jika sudah selesai main, simpan ditempat yang tidak terlihat anak, misalkan diatas lemari
4. Belikan mainan pengganti yang ia suka sesuai pilihannya, misalnya mobilan, boneka, lego, dll
5. Ikut main dengannya
6. Jangan main gadget di depan anak

Hal yang tersulit adalah jangan main gadget didepan anak. Karena mungkin sebagian dari kita, nggak bisa tanpa hp. Termasuk saya. Saya pun jadi ikut membiasakan diri mengurangi gadget, walaupun sulit sekali. Tapi, demi anak, saya pelan-pelan mengatur jadwal yang pas kapan pegang gadget. Kalau saat main dengan anak saya (selama anak saya belum tidur), saya usahakan hp cuma dilirik.

Yang terpenting adalah jangan kasih kendor ! 

Semangat !


Cheers,
L










Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar

Posting Komentar

Shout your comment here and thanks for dropping by :)