Tampilkan postingan dengan label Tips. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tips. Tampilkan semua postingan


Bagi buibu yang sudah memiliki anak MPASI biasanya sudah tahu arti dari BLW. Apalagi buibu muda jaman sekarang, seiring berkembangnya tekhnologi, pasti sudah paham betul apa arti BLW bahkan sebelum bayinya mengenal MPASI.

Kok bisa ? Yaiyalah, secara sebelum menginjak 6 bulan, biasanya sudah dibelikan baby chair. Padahal, sepengalaman saya, baby chair benar-benar digunakan ketika anak belajar makan sendiri. Nah, proses belajar makan sendiri inilah yang kita kenal dengan BLW.

Bagi yang belum tahu, BLW kependekan dari Baby Led Weaning. Artinya, proses memasukkan makanan yang dilakukan oleh bayi sendiri ke mulutnya. Atau kita kenal dengan keadaan dimana bayi sudah ditahap belajar makan sendiri dengan tangannya.

Biasanya, sudah mulai terlihat sejak usia 6 bulan, ketika sudah mengenal makan dengan baik. Bayi akan otomatis memasukkan makanan ke mulutnya sendiri. Seiring bertambahnya usia, bayi akan semakin sering memasukkan apa saja ke dalam mulut. Nah, kebiasaan ini coba buibu salurkan dengan mengajarkan metode BLW dengan memberikan finger food, seperti buah, sayuran kukus atau biskuit.

Read More


Hai buibu :)
Saya mau sharing tentang aktivitas yang beberapa bulan belakangan ini jadi kegiatan rutin buat saya saat memandikan anak. Yaitu, sikat gigi.

Yeaaayyy !!! Maliq sudah bisa sikat gigi di umur satu tahun. Walaupun giginya memang baru enam buah, empat diatas dan dua dibawah. Tapi, bukan berarti saya jadi cuek membiarkan anak saya nggak sikat gigi. Sebenarnya sih agak malas ya nyikatin gigi yang cuma enam. Udah gitu, kadang pas dikasih sikat gigi, anaknya malah sotoy nggak mau disikatin, maunya sikat sendiri. Nggak disikat juga sih sama Maliq tapi dihisap-hisap odolnya. Ibuk jadi lelah rebutin sikat gigi dari tangan mungilnya.

Berhubung kesabaran ibuk seluas samudera dan setinggi langit di angkasa, jadi kegiatan sikat gigi saat mandi pun dinikmatin aja. Lagi pula dengan membiarkan dia menyikat sendiri, kepintarannya pun ikut bertambah. Setidaknya dia tahu fungsi sikat gigi dan odol dulu, prakteknya belakangan, seiring dia dewasa pun akan semakin paham cara menggosok gigi dengan benar.

Read More



Halaaaw !
Rasa-rasanya kurang pas kalau saya nggak posting pengalaman saya order Grab Car karena postingan saya sebelum ini beberapa kali tentang Grab Taxi, Grab Bike dan Go Jek. So this is it ..
Read More


Sekitar satu atau dua bulan lalu saat Maliq masih 10 bulan, Maliq terkena diare. Awalnya, sore hari badan Maliq panas, malam harinya semakin meninggi mencapai 38 derajat dan sempat muntah. Semalaman Maliq rewel, tapi saya belum kasih obat apa-apa, hanya intensitas menyusunya di malam hari meningkat.

Keesokan harinya panasnya turun, Maliq  masih main seperti biasa tapi bab-nya mencret kuning cair sekali seperti air dan bau. Makan semakin susah tapi badannya memang tidak terlihat kurus. Sore harinya setelah mandi, badannya panas lagi dan sempat muntah dua kali, badannya jadi lemas. Saya berusaha nggak panik dan berpikiran positif, jadi malam itu kembali tidak dikasih obat. Hanya menyusu dan banyak minum air putih agar tidak dehidrasi. Maliq juga sempat diberi Pedialyte, cairan isotonik untuk bayi.

Semula Maliq dipakaikan baju panjang sampai keringetan, setelah basah diganti baju lengan pendek dan ditreatment seperti biasa, nggak diungkep selimut. Tidur pun tetap pakai AC. Saya ingat waktu sedang imunisasi ada bayi demam dan susternya menegur si ibu untuk mencopot selimut dan jaket si anak, alasannya karena kalau berkeringat, malah jadi masuk angin.

Setelah dua hari badan Maliq panas naik turun disertai muntah dan mencret, saya dan suami tetap kekeuh nggak mau bawa ke dokter sampai hari ketiga. Menurut kami, tiga hari adalah batas maksimal observasi penyakit.

Hari ketiga kondisinya tetap sama, panas naik turun, lemas, muntah dan mencret. Ketiganya selalu terjadi saat sore hari menjelang malam, paginya normal seperti biasa. Lalu besok harinya, baru lah kami bawa ke dokter karena keadaan Maliq tidak menunjukkan peningkatan.

Read More


Hai buibu..
Sebelumnya saya pernah ngepost persiapan kebutuhan bayi sebelum melahirkan disini. Setelah bayi saya 9 bulan, rasa-rasanya saya ingin review dari list yang saya rinci apa saja yg terpakai dan tidak terpakai. Di postingan sekarang, saya bedakan kebutuhan primer, sekunder dan tersier ya buibu. Biar keliatan, primer itu penting banget, sekunder itu penting sedangkan tersier kurang penting atau bisa dibilang silahkan dibeli kalau memang ada uangnya, kalau nggak ya nggak pengaruh apa-apa.

Dari segitu list yang saya rinci disini ternyata masih ada loh barang yang nggak terpakai sama sekali, padahal saya belanja sengaja dikit-dikit menghindari uang kebuang-buang, maksudnya sih biar hemat hahahaha. Daripada buibu jadi boros, mending baca postingan saya dulu, yuk cus !

Kebutuhan primer.
Baju semua terpakai alhamdulillah yaaaa walaupun ada satu dua yang kelupaan trus tau-tau udah nggak muat, biasanya dari kado yang disimpen di lemari jauh dari pandangan mata. Jadi saya agak missed sama kado.

Rincian primer 
Sehari-hari:
1. All baju + celana
2. Bedong (terpakai cuma selama di rs dan 1-2hari di rumah)
3. Kaos kaki + sarung tangan bayi (terpakai seminggu)
4. Selimut bayi
5. Alas ompol
6. Pospak (Diapers)

Alat Mandi :
1. Bak mandi
2. Sabun + sampo
3. Minyak telon
4. Hair lotion
5. Cologne
6. Krim Diapers
7. Kapas + wadah
8. Gunting kuku
9. Tissue basah + kering
10. Cotton buds
11. Baby oil
12. Handuk


Rincian Sekunder 
1. Feeding Set :
Karena Maliq Asix jadi yang dibutuhin hanya botol + dot (merk Pigeon). Steam sterilizer / bottle warmer / container susu. semuanya tidak terpakai karena biasanya setelah asip dimasukan ke botol, asip dihangatkan dengan air panas dalam mangkok / wadah. Lebih cepat dan praktis.

Selain itu, perlengkapan ibu perah (jika ibu memerah asi), seperti : pompa asi, kantong/botol asip, tas asi / cooler bag dan ice gel.

2. Stroller (bisa jadi tersier, tergantung kebutuhan ibu)
Karena saya biasakan Maliq bobo di stroller dari bayi, jadi stroller itu bagaikan benda penting yang selalu kami bawa kemana-mana. Apalagi saat diluar rumah, selalu dan pasti pakai stroller untuk bobo. Sore hari pun biasanya Maliq dibawa jalan-jalan menikmati sore, supaya dia nggak bosen di rumah.

Tapiiiii.. Kalau bayi suka di rumah dan jarang dibawa keluar, stroller bisa jadi kebutuhan tersier.

3. Gendongan / baby carrier
Selama bayi masih enteng sih saya seringnya nggak pakai gendongan tapi sejak berat badan bayi meningkat pesat, saya beli kain jarik untuk gendong bayi. Biasanya saya pakai hanya didalam dan sekitaran rumah. Saya punya kurang lebih 4 jenis gendongan, tapi yang terpakai hanya kain jarik, sisanya Maliq nggak suka, seringnya nangis. Apalagi pakai jenis gendong kangguru (jenis ergo baby carrier), seringnya nangis nggak betah.

Rincian Tersier
1. Bouncer
Dipakai saat bobo-bobo cantik aja atau saat ibu pegel, trus bayi ditaro depan tv biasanya pakai bouncer.

2. Car Seat
Mungkin Maliq salah satu bayi yang nggak bisa diam, seringnya selama perjalanan menggunakan mobil, Maliq hanya bertahan setengah perjalanan untuk duduk di car seat kecuali dia lelah trus bobo. Kalau dalam keadaan semangat dia pasti minta turun. Mungkin juga karena kami pergi seminggu hanya sekali, malah kadang 2 minggu sekali, jadi bagi Maliq duduk di car seat itu tidak menyenangkan.

3. Baby Bather
Tempat duduk mandi ini baru dipakai saat Maliq usia diatas 4 bulan. Karena duduknya sudah mulai agak tegak. Tapi, semakin besar, malah Maliq lebih suka mandi di bak karena bisa main air dan bebek-bebekan sambil berendam.

4. Bottle Warmer
Sudah saya singgung diatas, biasanya saya menghangatkan asip dari air panas yang direbus langsung di kompor. Bottle warmer hanya dipakai saat pergi dan itu pun belum pernah saya lakukan, karena pasti Maliq menyusu langsung ke saya tanpa botol. Bottle warmer punya Maliq never been used.

5. Baby box / baby crib
Saya punya baby box, guling bantal, seprei lucu-lucu dan tirai anti nyamuk yang sudah dipersiapkan dengan penuh cinta tapi sama sekali nggak terpakai. Mungkin karena memang saya biasa kan Maliq tidur disamping saya. Kenapa ? Karena saat usia 0-3 bulan dan bayi masih sering begadang disertai nangis tengah malam, saya lebih memilih bayi ditaro disamping saya. Menghemat energi saya bulak balik ke baby box dan yang terpenting menghemat tenaga saya. Ngantuk bok! bulak balik bangun sejam sekali buat nyusuin. Mending ditaro disamping saya, jadi pas nangis langsung nyusuin, saya pun bisa tidur-tidur ayam. Lumayan :))

Nah rincian diatas bisa jadi acuan buibu, tapi balik lagi sih ke buibu sendiri, gimana memperlakukan / membiasakan bayinya. Kalau ada uangnya ya silahkan beli, kalau mau hemat ya bayi juga tidak terlalu butuh. Kebutuhan bayi sebenarnya karena kita yang membiasakannya juga. Semakin kita memperlakukan bayi sesederhana mungkin, semakin nggak ribet kebutuhannya.

Semoga tulisan saya ini membantu ya buibu :)


Cheers,
L
Read More
Postingan kali ini saya mau bahas gimana caranya kondangan bawa bayi. Kenapa kok nulis hal yang nggak penting ini, karena pas kondangan kemarin, ketemu teman yang baru pertama kali bawa bayi 2 bulan dan agak repot. Apalagi buibu baru. Dia cuma bilang, "kok Maliq anteng banget sih? udah biasa ya? gue nggak pernah liat orang kondangan bawa stroller. Cuma elo doang"

Yaaa gimana yaaa..
Maliq udah dibiasain sih dari bayi buat kenal keramaian. Nggak sering juga dibawa ke mall, tapi setidaknya dia tahu sedang diluar rumah. Jadi treatmentnya pasti beda. Nggak ada deh mimik langsung sama ibu kalau kondangan, pasti pakai botol, kalaupun langsung ya harus dalam appron atau nunggu masuk mobil. Harus bisa bobo di stroller, dengan suara berisik dan stroller yang berjalan. Alhamdulillah terbiasa, termasuk kondangan.

Untuk buibu baru seperti saya, kondangan pertama kali dengan membawa bayi terbilang sukses. Usia Maliq baru sebulan waktu itu. Hihihi. Emang sih maksain banget karena belum 40 hari tapi yakin aja we can handle it, bismillah. Karena kalau ditinggal nggak ada yang jagain juga, kebetulan lokasi kondangan nggak terlalu jauh. Trus mikirnya kan di dalam gedung pasti sejuk-sejuk nyaman, Maliq pasti bobo. Saya sudah menyiapkan segala keperluan perang kalau-kalau Maliq rewel. Tapi sesampainya disana, ya ampun agak rintik plus outdoor ternyata. Ayah ibu mana tau lokasinya outdoor naaakkkk. Jadi ragu-ragu, masuk nggak yaaa. Setelah mengamati sekeliling putusin ajalah pake payung karena rintiknya juga lumayan reda. Ayah juga bawa stroller supaya Maliq bisa bobo disitu, pegel juga gendong-gendong. Alhamdulillah, Maliq nggak riwil sama sekali. Pulas blas tidur sampe kita pulang padahal di akhir acara ada kembang api.

Karena kondangan pertama sukseis, maka kondangan berikutnya ayah ibu sudah siap lahir batin. Maliq selalu ditaro di stroller, menghindari gumoh berlebih kalau digendong. Bisa gagal shine bright like a diamond kalau digumohin Maliq. Tapi ternyata Maliq agak bosan dan mukanya mulai mau nangis minta digendong. No no no. Pertolongan pertama, sumpel pake empeng. Kalau empeng sudah dilepeh-lepeh, sumpel pake botol isi ASIP, kalau ASIP habis tinggal dorong2 strollernya pasti bobo. Dan sukseis lagi yihaaayy..

Kondangan berikutnya Maliq sudah mulai ngerti ada keramaian, banyak lampu, banyak orang, ada musik keras, sudah bisa diajak ngobrol buat ngilangin bosen di stroller. Alhamdulillah selalu sukseeeesss. Paling nangis dikit lah, langsung sumpel, atau dorong aja strollernya, Maliq pasti diam.

Nah buat buibu ada tips gimana cara bawa bayi kondangan. Terutama bayi dibawah usia 3 bulan. 

Read More