Hai, semuanya!
Weekend kemarin kemana nih? Saya mau share weekend gateway kami beberapa bulan lalu kebiasaan nggak sempat nulis. Kami mengunjungi Kuntum Farmfield di Bogor.

Yihaaaaayyy!!! Akhirnya kesampaian juga. Sebenernya, saya udah ngajak dari kapan tahu, tapi baru kesampaian pas Maliq ulang tahun Oktober lalu. Lokasinya nggak terlalu jauh dari pintu keluar tol Bogor. Hanya tinggal ambil jalur ke arah Tajur nanti ada plang bertuliskan "Kuntum Farmfield", kurang lebih 15 menit udah sampai lokasi. (kalau nggak macet).

Gimana kunjungannya?
Untuk ukuran saya sih memuaskan dan sangat membuat Maliq senang karena dia bisa pegang-pegang hewannya secara langsung.

Kuntum menawarkan konsep agrowisata dan edukasi, dimana pengunjung dapat langsung berinteraksi dengan hewan-hewan yang ada di sana. Bisa kasih makan hewan secara langsung hanya dengan membeli makanan yang sudah disediakan.

Jenis hewannya beraneka ragam, ada domba kecil yang lucu, sapi, kambing, bebek, angsa, ayam, kelinci, hamster, kuda poni, bahkan ada kolam isi ikan yang bisa anak-anak tangkap sendiri.

Menurut saya, hewan dan kandangnya pun bersih-bersih sih. Mungkin untuk sapi yang besar agak sedikit bau, yaaaa wajar karena sapi pasti bau-bau. Tapi yang kecil dan bisa kita pegang itu nggak bau dan cukup terawat.

Harga tiket masuk Rp. 40,000/orang (harga anak dan dewasa sama). Ada tambahan biaya untuk beli pakan ternak  perkeranjangnya dijual Rp. 5,000,- sedangkan susu sapi seharga Rp. 10,000 ,- dan susu kambing/domba Rp. 5,000,-. Oiya, anak-anak juga bisa menunggang kuda poni seharga 40,000,- (1 kuda untuk 1 anak).

Areanya cukup luas dan stroller friendly. Di beberapa sudut juga disediakan keran dan sabun untuk cuci tangan, lho! Nggak perlu khawatir susah cari tempat cuci tangan kalau habis pegang-pegang hewan. Selain itu, Kuntum memiliki banyak pohon rindang dan banyak tempat duduk dibawahnya. Kalau capek, tinggal duduk aja sambil nunggu anak-anak ngasih makan hewan. Ada juga kantin kecil untuk beli minum dan snack kalau tiba-tiba lapar. Kekurangannya, area makan harus keluar dulu ke tempat parkir dan kantinnya nggak terlalu banyak pilihan. Ada juga sih beberapa restoran, tapi saya nggak terlalu 'ngeh' restoran apa saja yang ada di sana.

Nah, selain bisa kasih makan hewan, ada tempat terapi ikan dan kebun-kebun yang menjual berbagai macam tanaman, juga hasil kebun seperti bumbu dapur dan hasil tanaman organik lainnya. Untuk ibu-ibu, apalagi yang gemar bercocok tanam, harus banget masuk ke kebun ini. Lokasinya masih satu area Kuntum, hanya beda pintu masuk.

Seru kaaaan?!
Saya pun seneng kok main ke sini, apalagi harganya cukup terjangkau dan nggak terlalu jauh dari Jakarta. Untuk ukuran Maliq, kegiatan ngasih-ngasih makan hewan dan naik kuda udah cukup memuaskan. Jadi, yaaaaa mungkin kita bakalan balik lagi sih.. Hehehe..


Semoga infonya bermanfaat ya, Buibu!




Read More


Halo !!!

This is my first post in 2018. Yuhuuuuuu!
Maaf banget jadi jarang upload dan memang nggak sempet hehehe :p

Alhamdulillah, tahun ini saya dan suami diberikan kepercayaan oleh Allah akan dikaruniai anak kedua. Yeaaay !!! As we planned agak kecepetan dikit sih tapi nggak apa-apa namanya juga rejeki, setelah jeda kurang lebih 3,5 tahun dari Maliq, nggak perlu makan waktu lama, saya hamil lagi. Cerita lengkap kehamilan kedua nanti akan saya post setelah ini ya :p

Kandungan saya sekarang sudah masuk bulan ke-5, which is kurang lebih 4 bulan lagi kami akan kedatangan anggota baru. Kegiatan cek up bulanan ke dokter sudah pasti kami lakukan sejak saya positif hamil. Saya kembali cek ke dr. Bhimantoro.


Testimoni cek kandungan di dr Bhimantoro bisa buibu baca di sini

Rumah sakit yang kami pilih pun masih sama yaitu di RS Hermina Depok, bedanya hamil pertama masih suka bulak-balik ke RSPI karena lokasi kantor saya dekat RSPI tapi hamil kedua ini full di Hermina Depok .

Masuk bulan ke-5 ini, tentu saja budget lahiran sudah harus kami siapkan dong ya. Supaya apa? Supaya nggak shock apalagi mengingat lahiran biasanya nggak full di cover kantor, otomatis harus nabung sendiri. Nah, harga kamar ternyata naik nih, yaiyalah ya, lahiran Maliq kan tahun 2014. Jelas jauuuhhh!

Sebelum ke harga, saya juga pernah review fasilitas kamar VIP di RS Hermina Depok (pada tabel di bawah ditulis Deluxe. Bisa buibu baca lengkapnya di sini, ya!

Sekelas RS Hermina Depok, menurut pengalaman saya tahun 2014, pelayanannya bagus dan baik. Semoga nggak ada kemunduran ya, harusnya sih malah lebih bagus lagi karena harganya sekarang astagfirullah mahal beeettttt!

Nih! Buat buibu yang mau tahu harga RS Hermina Depok terbaru tahun 2018. Untuk biaya RS Hermina cabang lainnya sih harusnya nggak jauh beda ya dari Depok. Mungkin tabel di bawah bisa untuk patokan.

biaya melahirkan di hermina


Lumayaaannn kaaaannnnn !!!
Fyi, di RS Hermina Depok bisa booking kamar duluan, lho! Jadi, nanti ketika hari-H, pesanan kita bisa di prioritaskan. Kalau ternyata kamar yang kita book nggak available, kita akan di upgrade sementara ke kelas atasnya hingga kamar kita tersedia. Untuk book dan cancel, nggak dikenakan charge.

Oiya, bidan di sana berpesan, kalau kita harus menyediakan minimal tambahan biaya sebesar 20%-30%  dari prediksi harga, karena biaya di atas belum termasuk visit dokter, obat-obatan, laboratorium dan biaya-biaya tindakan lainnya saat hari-H. Kondisi tersebut tergantung keadaan ibu dan bayi kan ya, jadi lebih baik nabung lebih. Lebih baik lagi, nabung senilai total lahiran SC karena kita nggak pernah tahu keadaan kita gimana saat lahiran, apakah harus tindakan normal apa sc. Daripada kurang bayar ya kaaaannnn..

Semoga rejeki kita cukup ya, Buibu! Aamiin.. Semoga semuanya lancar tanpa ada tindakan-tindakan lainnya, aamiin..





Cheers,
L


Read More

Hola,
Akhirnya Maliq masuk usia 3 tahun. Yeay! Hal terpenting dari usia barunya sekarang adalah Maliq sudah nggak pakai diapers lagi. Full day without diapers. Huraaahhh!!!

Cerita Toilet Training Part 1 bisa dilihat di sini.

Menghitung bulan sebelum Maliq ulang tahun ketiga, saya dan suami sama sekali nggak memaksa Maliq untuk lepas diapers. Karena memang mengajarkan pipis di toilet sulit, saya yakin Maliq tahu rasanya mau pipis tapi entah harus menjelaskan seperti apa ke Maliq bahwa perasaan mau pipisnya harus di tahan dulu sebelum ke toilet. Aduh! Sulit ngebayanginnya.

Tapi, untungnya kami tidak melewati proses panjang menjelaskan ini itu detil ke Maliq. Kebetulan, Maliq punya sepupu seumuran, selisih umur hanya 6 bulan, sepupunya lebih dulu lahir. Namanya Rezki. Waktu itu, Rezki datang ke rumah sudah mengenakan celana dalam dan tidak pakai diapers lagi. Maliq tentu tahu dong perbedaan diapers yang selama ini dia pakai dengan celana dalam yang dipakai Rezki. Tapi, waktu itu Maliq nyebutnya "pempes kecil" (pempes = merk diapers).

Momen itu lah yang membuat saya terpacu untuk ngajarin Maliq untuk pakai celana. Tentu saja, saya beri tahu dulu, kalau Maliq sudah besar, nanti pakai "pempes kecil" seperti rezki ya? Maliq cuma iya iya aja.

Akhirnya saya beli setengah lusin celana dalam anak, dipakai saat weekend. Itu pun cuma siang hari karena kalau malam pasti 'bocor'. Sekali, dua kali, Maliq sempat minta pakai celana terus tapi memang banyak 'kebocoran-kebocoran' yang terjadi. Huft!

Saya sering beritahu kalau mau pipis, harus di toilet. Nggak cukup sekali, itu berlangsung berkali-kali bahkan Maliq sempat ingin pakai diapers lagi dengan dalih "Pakai pempes besar aja, kalo pempes kecil nanti basah." Begitulah kira-kira alasan anak kecil ini.

Kemudian, saya nyiapin celana dalam agak banyak. Gimana pun juga, dia harus bisa tanpa diaper. Kejadian pengulangan ini mungkin berlangsung sebulan, hingga akhirnya Maliq benar-benar bisa bilang "Mau pipis." lalu dia minta diantar ke toilet.

Untuk malam hari, beberapa kali masih dipakaikan diapers. Lalu, setelah kurang lebih sebulan saya lihat diapersnya selalu kering saat bangun tidur, saya memberanikan diri memakaikan Maliq celana dalam saat tidur. Setiap malam sebelum tidur, selalu saya paksa untuk pipis dan bangun tidur, saya selalu gendong ke kamar mandi sebelum dia pipis di kasur.

Alhamdulillah, sebelum genap 3 tahun, akhirnya Maliq bisa tanpa diapers seharian bahkan tidur malam juga. Yeaaaaayyyy! Nggak nyangka akan secepat ini sih prosesnya. Huhuhu. Terharu :(

Tips tambahan dari tips yang saya kasih dahulu:
1. Ajarkan membuka dan memakai celana sendiri.
2. Ajarkan apa yang harus ia lakukan di toilet (misal: buka tutup toilet, siram/flush toilet setelah menggunakan, dll).
3. Jangan marahi saat ia pipis di celana tapi beritahu bahwa celana yang basah itu bau dan lengket, jadi harus pipis di toilet.
4. Biarkan ia merasakan celananya basah karena dari situ ia akan merasa tidak nyaman lalu belajar untuk mengungkapkan keinginannya untuk pipis.
5. Sediakan banyak celana dalam untuk berganti, in case terlalu banyak ngompol dan setiap hari si kecil harus pakai celana.

Semangat, ya, Buibuk!
Semua pasti akan bisa pada waktunya :)



Cheers,
L
Read More
Holaaa..
Sudah baca Trip ke Belitung Bersama Balita di postingan saya sebelumnya? Nah, di sini saya ingin bahas khusus Belitung Timur saja.

Setelah beres urusan sewa mobil di Bandara, Suami saya dan Maliq langsung menuju hotel untuk check in, awalnya langsung mau nyusul saya ke Belitung Timur, tapi berhubung Maliq kebelet pup dari bandara, mereka pun check in duluan. Maliq pup dulu, ganti baju lalu berangkat nyusul saya ke Belitung Timur.

Jarak dari kota (Tanjung Pandan) ke Belitung Timur sekitar 20 km. Perjalanan normal menggunakan mobil bisa ditempuh hanya 1 jam dengan kecepatan bisa mencapai 60 km (pengakuan suami saya). Sedangkan saya, berangkat dari penginapan menuju Belitung Timur dengan bus, memakan waktu sekitar 1.5 jam lebih (hampir 2 jam) dengan kecepatan mungkin sekitar 40 km.

(Note: Kalau kalian menggunakan jasa open trip, hal ini nggak begitu penting sih karena schedule sudah diatur beserta jarak-jarak tempuhnya kecuali mungkin sewa supir dan mobil sendiri)

Jalanan dari Tanjung Pandang menuju Belitung Timur di sana sangat sepi. Kami jarang ketemu warga lokal jalan kaki atau keluar-keluar rumah. Paling hanya berpapasan dengan mobil, motor pun jarang sekali. Disepanjang jalan, kami hanya melihat kebun-kebun kelapa sawit rumah-rumah warga yang asri dan tanpa pagar. Suasanya sunyi, bahkan siang hari sekalipun. Kalau saya tinggal di sana mungkin bakalan seharian bobo-bobo cantik aja kali ya saking sepinya hihihi..

Ada apa saja sih di Belitung Timur?
Saya hanya setengah hari di sana, jadi nggak sampai eksplore ke pelosok-pelosok, hanya spot-spot yang menurut saya dan versi travel blogger adalah must visit saja tapi saya pun nggak semuanya datengin. Baca aja, yuk, listnya!

1. Museum Kata Andrea Hirata
Waktu saya ke sini bareng warga kantor, nggak bayar, jadi nggak tau harganya. Setau saya sekitar Rp.35.000/orang lalu nanti kita dikasih novelnya Andrea Hirata. Buka dari jam 10.00-17.00 Sebenarnya tujuan pembelian tiket ini untuk membeli bukunya. Gitu sih yang saya baca-baca.

Untuk kamu yang suka foto, kamu wajib banget ke sini karena hampir semua sudutnya instagram-able. Apalagi untuk yang memperindah feed IG dengan sentuhan pelangi. Karena semua dinding dan benda-benda didalamnya, dicat warna warni.

Read More