Tiga bulan pertama (trimester pertama) saat kehamilan merupakan masa-masa dimana segala hal harus dilakukan dengan hati-hati sekali. Mengurangi mengangkat benda berat, mengurangi intensitas naik turun tangga yang terlalu sering, tidak boleh berlari-lari, istirahat yang cukup dan makan makanan sehat. Kalau terlalu lelah bisa mengakibatkan janin gagal berkembang atau sering kita sebut keguguran.

Saat tiga bulan awal ini, saya merasa menjadi wanita lemah dan sensitif. Tidak melakukan banyak bergerak. Kalau ada waktu sengang sebaiknya dipakai untuk tidur maupun hanya sekedar berleha-leha. Karena saat kehamilan saya berusia 7 minggu saya mengalami flek atau disebut juga Spotting.

Memang tidak terlalu banyak. Hanya terlihat bercak coklat berkali-kali di celana. Siang harinya, di hari yang sama saat saya melihat flek, saya langsung ke dokter. Sebelum sempat masuk ruangan, saya menyempatkan diri mengecek sekali lagi ke toilet, apakah masih ada bercak, dan ternyata masih ada, malahan ada sedikit merah seperti darah.

Setelah ketemu dokter saya langsung diperiksa dan diberi penguat lewat suntikan. Periksa USG pun lewat transvaginal. Janin didalam perut saya tidak bermasalah, semuanya normal. Saya disarankan untuk bedrest selama 3 hari. Alhamdulillah setelah bedrest semuanya kembali normal.

Dokter Bhim menjelaskan bahwa flek itu merupakan warning dari janin kita bahwa kita terlalu banyak gerak, terlalu lelah atau stress. Harus benar-benar istirahat total.

Obat yang diresepkan saat cek pertama usia kandungan 5w harus selalu diminum. Karena itu vitamin dan penguat. Saya diberi Duphaston 10 mg diminum sehari dua kali dan Emineton diminum sehari sekali. Sampai bulan ketiga kehamilan, Duphaston 10 mg diresepkan sehari sekali, emineton tidak diminum lagi hanya 2 bulan, dan diberi penambahan obat yaitu Cavit untuk tambahan kalsium.

"Persepsi saya jadi berubah. Saya melihat tumor itu semacam pemicu untuk saya mencari lebih dalam, mempertemukan saya dengan lebih banyak pengetahuan, membuka mata saya bahwa penyakit bukan sekedar gangguan. Tapi kode. Kode dari tubuh bahwa ada hal dalam hidup kita yang harus dibereskan." Dee, Partikel, hal 471.

Saran saya sih, kalau terjadi apa-apa menyangkut janin, usahakanlah secepatnya bertindak. Jangan dibiarkan, karena perlu perhatian khusus apalagi untuk yang menanti-nantikan bayi.

Cheers,
L

Read More
Saya tidak pernah mengerti benar apa yang saya alami saat remaja. Saya hanya tahu kalau siklus menstruasi saya tidak teratur. Kadang sebulan sekali kadang malah jeda dari bulan sebelumnya sampai kembali menstruasi bisa 2-3 bulan kemudian bahkan saat pertama kali saya menstruasi, jeda menstruasi pertama dan kedua hampir enam bulan. Waw !

Sebagai remaja yang cuek, saya pikir ini biasa, nanti juga datang lagi kok. Kejadian yang semakin sering saya alami ini menjadi biasa bagi saya. Saya tidak pernah tahu persis kapan selanjutnya saya akan menstruasi. Padahal siklus menstruasi wanita normal hanya 27-28 hari dihitung dari hari pertama menstruasi. Tapi bagi saya, tidak ada angka pasti.

Tahun 2012 lalu saya sudah merencanakan pernikahan dengan pacar saya (yang sekarang sudah menjadi suami saya). Rencana kami, di tahun 2013 kami menikah. Kami sudah mulai merencanakan detil akad nikah hingga resepsi tapi tiba-tiba suatu hari entah karena apa, saya teringat siklus menstruasi saya tidak stabil. Saya sangat takut penyakit 'entah apa itu' membuat saya lama punya anak. Akhirnya bulan Maret 2012 saya memberanikan diri mendatangi dokter kebidanan.

Saya memeriksakan diri ke RS Mitra Keluarga Bekasi, dokter yang saya pilih yaitu dr Herman Trisdiantono, SpOg. Saya telah mencatat siklus menstruasi saya dari enam bulan sebelum saya menemui dokter. Jadi ketika saya sudah diruangan si dokter, saya hanya menjelaskan mengenai siklus tersebut, yang memang kebetulan siklus yang saya catat sedang berantakan. 

Dokter Herman belum bisa banyak prediksi, ia hanya memeriksa saya lewat USG 2D dari atas perut untuk memastikan tidak ada kista di rahim saya. Setelah dicek memang rahim saya bersih dari kista. Kemudian dokter menyuruh saya cek darah. Cek darah yang dibutuhkan adalah mengecek kadar FSH dan LH, yaitu kadar hormon wanita dan pria dalam tubuh saya. Kemudian saya disuruh kembali datang minggu depan dengan hasil laboratorium tersebut.
Read More
Siapa sih wanita yang nggak bahagia di dunia ketika tahu dirinya hamil ?
Fase kedua setelah menikah ini adalah saat-saat yang ditunggu-tunggu pasangan yang baru menikah seperti saya. Bulan pertama setelah menikah pun sudah banyak sodara-sodara, teman-teman bahkan siapapun yang nggak sengaja ngobrol pasti nanya "udah hamil belum". Dan ini kayanya jadi pertanyaan wajib setelah menikah.

Saya sendiri mengalami ini dari yang jawab biasa aja sampai bosen. Ko nggak ada pertanyaan lain ya ?
Padahal punya anak itu sebenarnya pilihan. Setelah menikah siap kah si pasangan ini segera dikaruniai anak ? Atau kalaupun pasangan ini siap, apakah Tuhan siap memberikannya keturunan ? Siap atau nggak siap tergantung bagaimana pasangan tersebut membina rumah tangga mereka. Sudah masuk ke privasi masing-masing kan ya. Jadi, menurut saya tekanan pertanyaan "udah hamil belum" setelah menikah itu sangat-sangat mengganggu.

Saya harus rajin berusaha dan berdoa.
Usaha terus sih itu pasti. Hehehe. Berdoa juga pasti, karena itu tadi, tekanan yang kami dapatkan dari luar itu sungguh sangat pedih. Di jaman sekarang yang semakin terbuka, privasi hampir tidak dipahami lagi, termasuk pertanyaan gangguan tentang sudah punya anak belum itu yang bikin panas.

Alhamdulillah di bulan ketiga pernikahan kami, saya dan suami saya diberikan kepercayaan untuk menjaga dan merawat titipan Tuhan. Doa kami terjawab. Kami 'akhirnya' diberi anugerah indah itu. Saya pun sekarang sudah merasa mendekati sempurna sebagai seorang wanita. Mom to be. Menjadi seorang ibu bagi calon bayi didalam perut saya.

Usianya sekarang baru mencapai 20 minggu (5 bulan), semoga kami diberikan kesehatan terus dan kelancaran selama kehamilan ini hingga nanti kami dipertemukan empat bulan lagi. Amin.

Kehamilan ini sebenarnya seperti sebuah keajaiban bagi saya.
Kenapa ?
Karena saya pernah mengalami gangguan kesuburan, dikenal dengan nama PCOS. Mengenai penyakit ini akan saya bahas di postingan lain. Jadi, sebelum saya menikah, saya diprediksi susah punya anak. Tapi siapa sangka ? Jika Tuhan sudah berkehendak, maka terjadilah. Kuncinya usaha dan berdoa ^^

Cheers,
L




Read More