Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan


Haloooooo..

Nggak kerasa udah masuk April, nih!

Kali ini saya mau berbagi tulisan tentang survey playgroup di sekitar wilayah Kelapa Dua, Depok. Lebih tepatnya lagi sekitar Komplek Pelni, Bukit Cengkeh, Pondok Duta, sampai RTM. Mungkin untuk warga Kelapa Dua udah familiar banget dengan beberapa daerah yang saya sebutkan di atas. Nah, untuk memudahkan Buibu semua apalagi yang nggak sempet survey seperti saya, berarti cocok baca tulisan saya ini (semoga cocok, ya!). Hihihihi :D

Oiya, sebelum saya teruskan, saya juga ingin klarifikasi bahwa PG/TK yang saya survey keseluruhannya hanya PG/TK Islam. Jadi, selain itu, sudah pasti nggak saya survey.

Kenapa harus PG/TK Islam?
Karena gini-gini juga, saya orang yang memerhatikan pendidikan agama, apalagi untuk anak saya. Dasarnya dia harus paham sedari dini tentang agamanya. Mungkin ada yang nggak setuju dengan pendapat saya, tapi memang saya akui, pendidikan terbaik itu di rumah dan di rumah pun sebagai orang tua, kami sudah mengusahakan menanamkan dasar agama.

Sekarang, giliran Maliq harus dilepas untuk sekolah, saya ingin pendidikan pertama yang diikuti harus ada pemahaman agamanya. Urusan SD, SMP, SMA atau kuliahnya nanti di negeri sih nggak masalah, yang penting PG/TK-nya dulu untuk pondasi, hehehe.


1. PG/TK IT Khonsa
Alamat: Jalan Raya Pondok Duta No 16A, Depok.

Sering banget lewat depan PG/TK ini karena letaknya di pinggir jalan. Kalau dari arah Pelni ke arah RTM, letaknya di sebelah kiri setelah komplek Bukit Cengkeh 2. Pertama kali lihat sekilas tampak rimbun dan sering ada banyak Buibu yang nunggu anaknya. Tapi, waktu saya survey ke sana, sekitar jam 8 pagi, hampir nggak ada Buibu yang nunggu. Di depan gerbang cuma ada satpam yang berjaga.

Kesan pertama menapakkan kaki di PG/TK ini, tempatnya rindang dan nyaman. I never found PG/TK senyaman ini, entah karena pada saat itu mungkin di setel lantunan murotal atau entah lagi nyaman aja memang suasananya. Semilir terdengar murotal dipasang sesaat sebelum anak-anak berkumpul di aula, kebetulan saat itu mau ada acara makan-makan bareng karena salah satu anak ada yang berulang tahun. Mereka menyebutnya "bagi-bagi rejeki saat bertambah umur" bukan pesta ulang tahun.

Kami bertemu Kepala Sekolah yang menyambut kedatangan kami dengan ramah. Bertanya ngalor ngidul tentang sekolah sampai sistem pengajaran dan menyangkut kegiatan-kegiatan apa saja. Sangat islami ya menurut saya.

Ada 4 ruang kelas dengan sistem moving class di sana, yang mereka sebut sentra; ada sentra bahan alam, rancang bangun, tahfidz dan bermain peran. Jam masuk dari jam 08.00-11.30, istirahat sekali di jam 9.30 seinget saya.

Satu kelas bisa terdiri dari 5-10 orang dan tidak menggunakan seragam (tapi dapat seragam juga kok untuk dipakai di hari tertentu). Kelasnya tidak terlalu formal, anak-anak duduk bebas di lantai seperti pada foto. Mereka juga tidak memaksa anak untuk belajar formal, semacam belajar sambil bermain. Maliq sempat ikut masuk ke kelas. Saat itu, kelasnya sedang belajar sholat. Untuk umur PG, pada saat saya datang, hanya ada sekitar 3 anak di kelas itu. Bagus yaaa karena nggak terlalu riweh dan gurunya jadi fokus ke perkembangan anak.

Soal harga, nah ini sih yang jadi permasalahan saya hehehehe..
Harganya lumayan juga sih untuk ukuran saya tapi tenang, Buibu, bisa dicicil kata Kepseknya. Jadi, misalnya Buibu sangat tertarik ke sekolah ini, permasalahan keuangan bisa dibicarakan kemudian, gimana jalan keluarnya agar ringan. (Biaya masuk ada di foto ya!)

Kekurangannya, menurut saya terlalu mudah di akses siapa saja. Lokasinya di pinggir jalan. Entah kenapa saya agak kurang sreg, pintu gerbang bisa terbuka kapan saja, dan siapa saja bisa masuk. Walaupun memang sangat kecil kemungkinan orang asing masuk sih..

Overall, untuk fasilitas, hingga toilet pun terjaga kebersihannya, taman bermainnya rindang, ini yang sangat saya suka. Gurunya ramah-ramah dan memang islami, kerasa betul. Oiya, di sini juga ada Day Care, lho! Tapi, saya nggak nanya-nanya banyak tentang Day Care. Bisa kunjungi langsung ya kalau penasaran :D

Untuk PG, sekolahnya tiap hari dengan alasan, umur PG masih sangat moody, dalam satu minggu kemungkinan setiap anak akan ada absen. Jadi perhitungannya, jika seminggu mereka punya jatah sekolah 5 hari dan ada kalanya mereka moody beberapa hari, mereka masih bisa punya sisa hari di satu minggu itu. Menurut gurunya, itu nggak akan bikin anaknya rugi kehilangan hari sekolah.



review tk khonsa depok






biaya pendaftaran tk khonsa depok



2. PG/TK IT Pondok Duta
Alamat: Jalan Duta Plaza No 01, Depok.

Lokasi ke dua ada di dalam Kompleks Pondok Duta 1, bisa masuk melalui gerbang Pondok Duta, cari Masjid Baabul Jannah, sekolahnya tepat di belakang masjid atau bisa masuk melalui Jalan Mahkota Raya, ikuti jalan hingga mentok, diujung jalan tersebut langsung gedung sekolahnya.

Letak PG/TK menyatu dengan kompleks SD Islam Pondok Duta, letaknya di pojok dalam gedung. Kita harus masuk ke gerbang SD terlebih dahulu, melewati lapangan dan gedung SD lalu ada gerbang kecil pintu masuk ke PG/TK. Pintu ini dijaga oleh satpam dan selalu ditutup setiap hari agar siswa SD tidak bisa masuk dan murid PG/TK tidak main ke gedung SD. Kita harus melalui 2 pintu gerbang, gerbang SD dan gerbang PG/TK. Ada pintu kecil lainnya di halaman PG/TK menuju pintu SMP, tapi biasanya ditutup.

Guru di sana sempat menjelaskan bahwa antar/jemput harus dengan orang yang sama setiap harinya, kalau ada perubahan, guru wajib diberitahukan. Tidak ada antar jemput yang dikelola oleh sekolah.

Kelas PG bisa dibuka hingga 2 kelas (tergantung pendaftaran), sedangkan TK ada 2 kelas. Satu kelas PG bisa menampung 10 anak. Karena kuota terbatas ini, untuk Buibu yang tertarik, harus segera daftar.

Fyi, Sekolah tidak menjalankan metode moving class. Kelas berjalan formal seperti sekolah pada umumnya. Anak akan berada di ruang kelas yang sama setiap hari. Kegiatan belajar tidak seformal kedengerannya sih hehehe..

Saya sempat nanya apakah yang diajari di PG, sebagian besar hanya mengenal angka, huruf, bentuk dan kesemuanya dilakukan sambil bermain karena pada dasarnya umur PG belum bisa diterapkan pengajaran dengan duduk formal untuk belajar. Masalah absen juga sama, untuk PG, absen bukan menjadi penilaian karena memang masih sangat moody.

Untuk PG di Pondok Duta ini, semester pertama hanya seminggu tiga kali masuk sekolah, yaitu; Senin, Rabu, dan Jumat. Semester kedua baru diterapkan sekolah setiap hari. Lumayan ringan untuk anak seumuran PG. Jam masuk dari pukul 7.30-10.00 dan istirahat sekali pada pukul 09.00, sekolah menggunakan seragam dan ada kegiatan di luar sekolah seperti study tour atau renang.
Oiya, satu kelas ada 2 guru ya.. jadi masih efektif untuk kelas yang terdiri dari 10 orang.

Soal biaya masuk, di sini terbilang cukup terjangkau. Bisa dilihat di foto yang saya lampirkan ya. Mainannya juga masih kinclong, tampak baru diganti semuanya.

Kekurangannya, lokasinya panas nggak ada pohon, huhuhuhu.. ruang kelasnya pun ada di pojok lorong gitu tapi tenaaannggg, kelasnya ber-AC. Selain itu, lapangannya tidak terlalu luas seperti di gedung SD, tapi memang nggak diperluin lapangan yang besar untuk PG/TK sih.





review pg tk pondok duta depok

biaya masuk tk pondok duta depok



3. Semut-semut The Natural School
Alamat: Jl Industri Kapal Dalam No. 25A, Tugu, Cimanggis, Depok.

Sekolah terakhir yang masuk list dan ada fotonya, tapi tidak saya survey. Kenapa? Karena belum sempat. Jadi, info yang saya tuliskan di bawah, merupakan info dari teman dekat saya yang survey ke sana.

Karena Semut-semut ini cukup tersohor didaerah Kelapa Dua, nggak ada salahnya saya tulis juga untuk kebutuhan Buibu sekalian yaaa..

Semut-semut dikenal masyarakat sebagai sekolah alam. Mungkin kalau Buibu baca review Khonsa di atas, Semut-semut ini mungkin pendahulunya. Mainannya banyak dan mainan untuk PG dan TK dipisah. Nggak perlu khawatir anak PG yang mungkin badannya lebih kecil akan rebutan mainan dengan yang lebih besar.

Untuk kebersihan, memang terjaga kebersihannya tapi karena sekolah alam, jadi kata temen saya, banyak nyamuk hihihihi..

Oiya, saya kira awalnya Semut-semut ini bukan sekolah Islam tapi ternyata sekolah Islam juga, lho!

Masalah harga, si Semut-semut ini terbilang mahal ya untuk ukuran PG. Mungkin memang karena kualitasnya juga bagus. Untuk PG, pendaftaran dibuka di bulan Februari, Juni, dan Oktober. Masuk setiap hari Senin, Rabu dan Kamis dari jam 08.30-11.00.

Mungkin buibu agak bingung, kok pendaftaran ada 3x?
Jadi, di Semut-semut, Playgroup berjalan 3 bulan. Untuk pendaftaran Februari, kelas berjalan Maret-Mei. Itu berarti kalau buibu mau sekolahin PG satu tahun, buibu harus bayar biaya pendaftara 3x di bulan yang saya sebutkan di atas. Hitungannya memang mahal sih menurut saya. Semester pertama biasanya dibuka bulan Juni (menurut kalender akademik pemerintah), berarti Buibu harus bayar biaya pendaftaran + SPP bulan pertama + seragam + sit in. Untuk biaya bulanan, hanya membayar SPP perbulan. Nanti di bulan Oktober setelah 4 bulan berikutnya, Buibu bayar uang pendaftaran lagi untuk 4 bulan berikutnya + SPP bulan pertama + sit in, biaya seragam mungkin sudah nggak include karena pasti seragamnya sama dengan 4 bulan awal.

Dalam setahun hitungannya Buibu bisa mengeluarkan uang gedung untuk PG sekitar Rp11.250.000,-, sedangkan TK A RP15,000,000 selisih Rp3,750,000,- lebih mahal dari PG dan TK B Rp7,500,000,- selisih 3,500,000,- lebih murah dari pendaftaran PG.

Intinya, kalau mau masuk ke Semut-semut, masuk aja pas TK B karena biaya pendaftarannya masih affordable dibanding masuk dr PG tapiiiii biaya pendaftaran akan menyesuaikan kalau masuk dr PG langsung sampai TK kok.



review semut semut natural school depok


biaya pendaftaran pg tk semut semut depok


Dari ketiga sekolah di atas, keliatan banget ya mana yang mahal, mana yang terjangkau. Tapi, karena memang saya nggak ikut trial di setiap sekolah, review ini hanya sebatas harga dan survey. Belum masuk ke kualitas masing-masing sekolah dan biasanya kualitas sekolah akan terlihat minimal satu semester berjalan.

Sekarang, balik lagi sih ke pilihan masing-masing (ke kantong masing-masing lebih tepatnya hihihihi..). Semoga dengan membaca ulasan saya ini, Buibu jadi tercerahkan :D






Cheers,
L
Read More

Hola,
Akhirnya Maliq masuk usia 3 tahun. Yeay! Hal terpenting dari usia barunya sekarang adalah Maliq sudah nggak pakai diapers lagi. Full day without diapers. Huraaahhh!!!

Cerita Toilet Training Part 1 bisa dilihat di sini.

Menghitung bulan sebelum Maliq ulang tahun ketiga, saya dan suami sama sekali nggak memaksa Maliq untuk lepas diapers. Karena memang mengajarkan pipis di toilet sulit, saya yakin Maliq tahu rasanya mau pipis tapi entah harus menjelaskan seperti apa ke Maliq bahwa perasaan mau pipisnya harus di tahan dulu sebelum ke toilet. Aduh! Sulit ngebayanginnya.

Tapi, untungnya kami tidak melewati proses panjang menjelaskan ini itu detil ke Maliq. Kebetulan, Maliq punya sepupu seumuran, selisih umur hanya 6 bulan, sepupunya lebih dulu lahir. Namanya Rezki. Waktu itu, Rezki datang ke rumah sudah mengenakan celana dalam dan tidak pakai diapers lagi. Maliq tentu tahu dong perbedaan diapers yang selama ini dia pakai dengan celana dalam yang dipakai Rezki. Tapi, waktu itu Maliq nyebutnya "pempes kecil" (pempes = merk diapers).

Momen itu lah yang membuat saya terpacu untuk ngajarin Maliq untuk pakai celana. Tentu saja, saya beri tahu dulu, kalau Maliq sudah besar, nanti pakai "pempes kecil" seperti rezki ya? Maliq cuma iya iya aja.

Akhirnya saya beli setengah lusin celana dalam anak, dipakai saat weekend. Itu pun cuma siang hari karena kalau malam pasti 'bocor'. Sekali, dua kali, Maliq sempat minta pakai celana terus tapi memang banyak 'kebocoran-kebocoran' yang terjadi. Huft!

Saya sering beritahu kalau mau pipis, harus di toilet. Nggak cukup sekali, itu berlangsung berkali-kali bahkan Maliq sempat ingin pakai diapers lagi dengan dalih "Pakai pempes besar aja, kalo pempes kecil nanti basah." Begitulah kira-kira alasan anak kecil ini.

Kemudian, saya nyiapin celana dalam agak banyak. Gimana pun juga, dia harus bisa tanpa diaper. Kejadian pengulangan ini mungkin berlangsung sebulan, hingga akhirnya Maliq benar-benar bisa bilang "Mau pipis." lalu dia minta diantar ke toilet.

Untuk malam hari, beberapa kali masih dipakaikan diapers. Lalu, setelah kurang lebih sebulan saya lihat diapersnya selalu kering saat bangun tidur, saya memberanikan diri memakaikan Maliq celana dalam saat tidur. Setiap malam sebelum tidur, selalu saya paksa untuk pipis dan bangun tidur, saya selalu gendong ke kamar mandi sebelum dia pipis di kasur.

Alhamdulillah, sebelum genap 3 tahun, akhirnya Maliq bisa tanpa diapers seharian bahkan tidur malam juga. Yeaaaaayyyy! Nggak nyangka akan secepat ini sih prosesnya. Huhuhu. Terharu :(

Tips tambahan dari tips yang saya kasih dahulu:
1. Ajarkan membuka dan memakai celana sendiri.
2. Ajarkan apa yang harus ia lakukan di toilet (misal: buka tutup toilet, siram/flush toilet setelah menggunakan, dll).
3. Jangan marahi saat ia pipis di celana tapi beritahu bahwa celana yang basah itu bau dan lengket, jadi harus pipis di toilet.
4. Biarkan ia merasakan celananya basah karena dari situ ia akan merasa tidak nyaman lalu belajar untuk mengungkapkan keinginannya untuk pipis.
5. Sediakan banyak celana dalam untuk berganti, in case terlalu banyak ngompol dan setiap hari si kecil harus pakai celana.

Semangat, ya, Buibuk!
Semua pasti akan bisa pada waktunya :)



Cheers,
L
Read More


Hola hola !

Setelah seminggu absen nggak posting karena sibuk dan nggak ada ide, padahal udah berjanji posting seminggu dua kali, akhirnya saya nemu ide juga hahahahaha.

Jadi ceritanya begini, beberapa waktu lalu, saya lagi iseng baca-baca tulisan yang di share di facebook oleh teman saya. Isinya adalah seorang ibu yang menceritakan bahwa anaknya ketergantungan gadget. Pagi, siang, sore, dan malam tangan mungilnya tak lepas dari sebuah tab. Usia anak itu sekitar 4-5 tahun, dia sudah main gadget sejak usia 1 tahun. Yang anak itu lakukan saat pegang gadget adalah bermain games. Si ibu secara sengaja mendownload games di tab yang juga sengaja dibelikkan untuk si anak. Sudah kebaca dong ya, semua hal dilakukan si ibu dengan kesadaran penuh untuk anaknya. 

Saya merasakan pengalaman ini begitu dekat dengan saya karena anak saya umurnya nggak jauh beda. Bedanya adalah saya sangat meminimalisir anak saya menggunakan gadget untuk main. Biarlah saya dibilang gaptek (toh pada kenyataannya tidak), galak, sok idealis atau apapun, yang jelas saya dan suami saya sudah sepakat bahwa gadget tidak akan kami berikan ke anak kami yang masih balita secara berlebihan. Kenapa ?

Read More


Halo semuanya !

Kali ini saya mau cerita tentang pengalaman mengajarkan Maliq buang air besar dan kecil di toilet atau sering disebut toilet training. Postingan dibagi menjadi beberapa bagian karena cerita toilet training ini masih belum selesai sampai saat ini. Saya baru berhasil mengajarkan buang air besar karena buang air kecil lebih sulit diprediksi. Tapi, alhamdulillah Maliq sudah paham apa itu buang air besar / kecil dan dimana tempatnya. Pelajaran penting pertama adalah tahu dimana mereka harus lakukan itu dulu.

Toilet training untuk anak dibawah 2 tahun susah-susah gampang. Kenapa ? Karena mereka belum benar-benar bisa komunikasi dan mengutarakan keinginannya. Sebagian anak bisa mengekspresikannya tapi sebagian lagi mungkin belum bisa. Tapi, menurut saya saat anak sudah memasuki usia 1 tahun, nggak ada salahnya kenalkan terlebih dahulu apa itu toilet. 

Caranya ?

Sejak usia 1 tahun sebisa mungkin saat sedang di toilet entah itu mandi atau cuci tangan, saya selalu kasih tahu potty (tempat duduk anak di toilet) itu untuk 'ee'. Saya gunakan bahasa sederhana. Buang air besar itu 'ee', mudah penyebutannya dibanding kata lain, misal 'pup'. Ini berguna saat anak mulai bisa bicara, mereka akan selalu nyebut potty itu dengan ee. 

Read More

Halo !

Sudah lama rasanya saya nggak sharing seputar 'parenting things' karena ada label baru yang sedang saya update terus untuk menambah kategori tulisan di blog ini. Kali ini saya mau update tentang kelanjutan menyapih anak saya yang sekarang usianya sudah menginjak 22 bulan, kurang 2 bulan lagi menuju 2 tahun. Cerita sebelumnya bisa baca disini.

Sekitar satu sampai dua bulan setelah saya posting tulisan menyapih pertama. Anak saya akhirnya bisa tidur tanpa menyusu Asi langsung. Memang niat awalnya belum akan disapih total, tapi hanya mengurangi Asi langsung sebelum tidur alias netek. Banyak perubahan yang menurut saya baik dipertumbuhan Maliq. Bukan berarti waktu Asi nggak ada pertumbuhan, tapi waktu masih Asi full, Maliq susah sekali makan, karena dia lebih sering nyusu. Waktu tidur malam pun, sering sekali kebangun 3-4 kali bahkan kadang lebih karena dia selalu mau nyusu. 

Sejak Asi berkurang, makan siang dan malam pun teratur walaupun sedikit tapi selalu ada yang di makan. Tiap malam pun bangun hanya sekali, paling banyak dua kali karena sebelum tidur biasanya Maliq dikasih susu. Sama halnya sarapan dan makan snack sore, tidak terlalu banyak nolak makan, malah kadang Maliq yang inisiatif minta makan.

Terus Asi dikasihnya kapan ?

Read More


Halooo !
Pernahkah buibu mikir apa aja sih vaksin atau imunisasi yang wajib dan nggak wajib diambil ?

Kalau saya sih sering hehehe

Tiga bulan lalu akhirnya jadwal vaksin Maliq lengkap, alhamdulillah! Jadi nanti tinggal pengulangan aja pas umur 5 tahun kata dokternya. Lumayan bikin dompet nafas hihihihi

Selain memang vaksin jaman sekarang sepertinya semakin beraneka ragam, harganya pun pricey sekali. Beda harga mungkin kalau buibu ke puskesmas atau rumah vaksin yang sekarang sudah semakin banyak dan mudah ditemui. Kalau saya, semuanya dilakukan di rumah sakit ibu dan anak. Bukan karena apa-apa tapi memang dekat dari rumah aja, jadi agak males kalau harus nyari tempat lain lagi. 

Saya pernah nanya sama dokter anak, kebetulan memang nggak pernah ganti dokter sejak Maliq lahir sampai sekarang pun. Maliq selalu vaksin di RS Hermina Depok dengan dr Rastra. Sebenarnya vaksin apa saja yang wajib dan nggak wajib diambil. Mengingat harga-harga vaksin tinggi-tinggi sekali dan kesemuanya masih asing buat kami. Jawaban dokter semuanya WAJIB. 

Duar! *elus elus dompet*

Read More


Halo semuanya !

Mengingat anak saya, Maliq, sudah masuk usia 1.5 tahun, rasa-rasanya saya harus dikit-dikit menyapih. Lebih tepatnya sih mengurangi ASI karena Maliq termasuk anak yang lebih milih nyusu dibanding makan. Kalau dipaksa makan, dia akan nangis minta nyusu. Mending kalau nyusunya pakai botol, nyusunya masih ASI. Agak syulit pula kalau lagi diluar rumah. Semakin besar, dia semakin pandai buka baju ibunya, jadi tragedi maksa-maksa nyusu depan umum sering terjadi. Nah, saya pun inisiatif mengajarkan Maliq nyusu botol lagi. Maliq pakai botol itu terakhir sekitar umur 5 bulan, jadi dikit-dikit saya sering kasih asi di dalam botol. Tapi, berhubung saya di rumah dan sudah lama nggak merah, saya pun urung kasih botol. Akibatnya, Maliq agak musuhan sama botol. 

Sebenarnya ini bertentangan dengan pendirian saya untuk tidak kasih susu lain selain ASI sampai 2 tahun tapi melihat badan Maliq yang semakin lama semakin kurus karena nggak mau makan, saya pun inisiatif mengurangi nyusu asi langsung. Tujuannya sih, Maliq harus tahu, dia butuh makan kalau lapar. Bukan hanya asi. Sumpah deh, saya sudah habis akal dan agak lelah karena Maliq seperti adiksi, nyusu asi setiap dua jam, kadang sejam sekali, bahkan haus pun mintanya asi bukan air mineral. Balik lagi seperti masa-masa bayi baru lahir. Lapar dikit minta mimik.

Makan hanya sedikit sekali, paling banyak 5 sendok. Buah pun semakin berkurang. Yang paling sering dimakan hanya biskuit, kue-kue atau roti. Sehatnya darimana naaaakkkk :(

Read More


Hai hai !
Sudah sekian lama saya baru sempat bikin postingan baru dan ini pun adalah postingan draft yang sudah lumayan lama mengendap. 

Bagi ibu menyusui mungkin infeksi pada puting adalah hal yang sering dialami. Apalagi pada awal menyusui, saat bayi belum handal menghisap. Saya yakin, semua ibu yang baru punya anak pasti mengalami luka puting. Bahkan, sampai anak saya berumur satu tahun pun, saya masih beberapa kali masih mengalami luka puting akibat anak saya sedang tumbuh gigi.

Pertama kali saya mengalami luka saat anak saya baru lahir. Waktu itu, saya masih awam dan belum pandai menyusui. Puting saya lecet, seperti pecah dan ada warna putih seperti sariawan diujungnya. Rasanya sangat perih, nyut-nyutan, bahkan tersentuh bra-pun sakit. Sembuhnya lumayan lama, sekitar satu bulan lebih karena sama sekali nggak saya kasih obat.

Read More
Previous PostPostingan Lama Beranda