Hai buibu !
Tanggal 5-8 Maret lalu saya dan suami serta anak saya akhirnya punya kesempatan berlibur ke luar pulau Jawa. Tak lain dan tak bukan adalah Bali. Pulau yang paling banyak dikunjungi baik oleh turis lokal maupun mancanegara. Kenapa saya pun pilih Bali ? Sebenarnya ada dua pilihan yaitu Belitung atau Bali. Tapi karena saya belum pernah ke Belitung dan nggak tahu medan yang akan kita tuju, apalagi bawa bayi. Jadi, pilihan jatuh ke Bali. Setidaknya, saya dan suami beberapa kali pernah liburan kesana dan lumayan tahu banyak dibanding Belitung.
(Baca travelling ke Belitung kami di sini)
(Baca travelling ke Belitung kami di sini)
Itinerary kami tidak terlalu padat seperti liburan kami saat masih berdua. Rules number one travelling with baby adalah menyesuaikan jam alami bayi itu sendiri. Mulai dari pemilihan jam keberangkatan dan kepulangan terutama bila berpergian dengan pesawat. Karena saat terbang, ada beberapa bayi yang tidak bisa menyesuaikan dengan tekanan didalam pesawat sehingga bayi tersebut jadi rewel. Solusi pertama adalah terbang di jam bayi tidur. Kedua, jika tidak tidur maka beri bayi makan atau minum baik itu susu atau minuman apapun agar bayi selalu menelan terutama saat take off atau landing, kegiatan makan dan menelan ini membantu bayi mengatasi tekanan udara.
Alhamdulillah Maliq nggak rewel sama sekali saat terbang karena dia tidur pulas blas. Sebelumnya memang sengaja nggak ditidurin selama di bandara. Maliq sibuk main lari-larian kesana kemari dan itu rupanya bikin dia capek lalu tertidur saat take off. Kalau buibu mau seperti itu, datangnya ke bandara minimal 2jam lebih awal. Kalau saya malah 3-4 jam lebih awal, mungkin orang tuanya yang bete nunggu boarding time lama sekali tapi demi anak tenang saya sih senang-senang aja, malah sengaja bikin dia lelah dulu sebelum take off. Kalau kebeteluan buibu terbang dari Terminal 3 bandara Soekarno Hatta, disana ada mini playground di lantai dasar setelah check in ticket. Bisa main dulu sampai capek.