Tampilkan postingan dengan label Kehamilan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kehamilan. Tampilkan semua postingan
Hola !
Been a long time since the last post, finally I have time to write the journey of maternity. The begining. Yes, awal dari kesempurnaan hidup. Tsah!

Saya akhirnya sudah melahirkan anak ganteng. Percampuran dari banyak suku, suami saya Padang Jawa dan saya sendiri Arab Betawi. Jadilah anak saya yang alhamdulillah ganteng. Ibu mana sih yang ga bilang anaknya sendiri ganteng hihihihi

Saya melahirkan dengan proses C - Sectio a.k.a Cesar. Kenapa ?

Jadi begini..
Beberapa hari menjelang HPL, saya belum merasakan tanda-tanda akan melahirkan. Keputusan sebenarnya ada dua: induksi atau operasi. Saya lalu memilih operasi. Harusnya memang tunggu beberapa minggu lagi, karena ada yang lebih dari 40 minggu, bahkan sampai 42 minggu. Tapi saya lebih sayang dengan anak yang sudah saya kandung lama. Kalau induksi berhasil ya selamat, tapi kalau tidak, tetap saya harus operasi kan ?
Read More
Foto atas: Usia kehamilan 26 minggu
Foto bawah: Usia kehamilan 32 minggu


Kaki bengkak yang dialami oleh ibu hamil atau yang biasa disebut Edema dalam dunia kedokteran, merupakan hal yang wajar terjadi di trimester tiga kehamilan. Yang tidak wajar adalah bengkak yang muncul di muka, leher dan seluruh badan, karena bisa diindikasikan terkena preeklampsia, dimana tekanan darah ibu naik dan si bayi tidak mendapatkan nutrisi yang baik sehingga tidak bisa berkembang. Satu-satunya cara menyelamatkan si bayi dengan operasi mengeluarkan bayi sedini mungkin.

Penjelasan mengenai endema atau kaki bengkak bisa di googling ya ibuk-ibuk. Karena eik agak malas nulis definisi panjangnya disini.

Yang jelas, sebagai ibuk-ibuk ngehits, saya mengalami yang namanya kaki bengkak ini. Di usia kehamilan 26 minggu, saya sudah melihat sedikit perbedaan di kaki saya. Bengkak ini semakin menjadi-jadi di usia kehamilan menginjak 28 minggu dan puncak ke-bengkak-an yang bikin nangis terjadi di usia kehamilan 32 minggu.

Awalnya saya kira memang karena makanan yang katanya nggak boleh kebanyakan garam. Tapi semakin hari, kok nggak hilang-hilang padahal kayanya makanan yang saya makan nggak terlalu asin. Saya juga sempat kepikiran mungkin karena saya kebanyakan jalan kaki. Lumayan deh jalan kaki dari Stasiun Kebayoran ke kantor sekitar 10 menit ditambah naik tangga ke lantai 4 gedung kantor. Sehari bisa olahraga ringan sekitar 20 menit jalan kaki plus naik turun tangga lantai 4. Lumayan kan tuh! Tapi bukannya malah ibu hamil harus banyak jalan ya ? Kok ini jalan kaki malah bengkak ? Trus gimana nih ? Apa saya Preeklempsia ?

Read More
#latepost :)
Seharusnya saya posting ini ketika janin berusia 28 minggu, tapi susah banget buat buka laptop, maklum tepat di minggu itu hari lebaran. Jadi, saya nggak mungkin dong masih di depan laptop.

Ketika saya dan suami kembali cek kandungan di usia 27 minggu, saya dibekali kertas berjudul "Monitor Gerak Janin". Suster menjelaskan bahwa, saat memasuki usia 28 minggu, saya diharuskan untuk memantau gerak janin. Janin berusia 28 minggu keatas harusnya bergerak minimal 10 kali gerakan selama kurun waktu 12 jam. Jika tidak, maka janin harus diwaspadai. Dokter akan melihat penyebab janin kurang aktif tersebut.

Tepat di usia 28 minggu, saya mulai memperhatikan gerakan janin saya. Misal, saya merasakan janin bergerak, kemudian saya harus catat jam berapa. Gerakan kedua dihitung setelah jeda dari gerakan pertama. Jika gerakan pertama janin menendang-nendang berkali-kali, hitungannya tetap satu. Hitungan kedua dihitung ketika janin kembali bergerak dengan rentang waktu / jeda cukup panjang dari gerakan pertama.

Waktu yang dicatat di kertas, tidak harus pagi sekali setelah bangun tidur. Tapi diusahakan dalam kurun waktu 12 jam yang akan dilalui kedepan, si ibu tidak dalam keadaan tidur. Misalnya, dimulai dari jam 10 pagi, maka si ibu harus terjaga sampai jam 10 malam apabila gerakan janin memang belum sampai 10 kali. Lain hal apabila si ibu mulai menghitung dari jam 12 siang, ternyata jam 15.00 sudah lengkap 10 kali gerakan, maka ibu tidak harus menunggu sampai jam 12 malam. Waktu akhir dari gerakan ke-10 dicatat dikertas sebagai pelengkap.

Read More
Akhirnya saya memasuki usia kandungan 30 minggu. Persiapan kelahiran sudah sekitar 60%. Kebutuhan pokok seperti baju, celana, kain bedong, dll, juga sudah punya (list kebutuhan bisa dilihat disini). Tinggal melengkapi aja sih, seperti alat mandi, box bayi, dan stroller. Karena menurut saya dan suami sih, kebutuhan pelengkap lainnya bisa dibeli ketika bayinya sudah lahir, jadi bisa disesuaikan sama keadaan bayinya besar atau kecil hihihi

Saya mau cerita tentang cek retina dulu yah. Oiya mungkin kalian belum tahu kalau saya penderita Miopi (baca: mata minus). Mata kanan dan kiri saya minus 4.75, lumayan gede. Jadi, dokter kandungan saya menyarankan saya harus cek retina apabila ingin lahiran normal. Kenapa ? Karena dikhawatirkan retina saya tidak kuat menerima tekanan saat mengejan.

Minggu lalu saat usia kandungan 29 minggu, akhirnya saya cek retina. Demi ingin ikut senam hamil, saya memaksakan suami saya untuk cek retina terlebih dahulu. Kalau ternyata retina saya tidak kuat untuk mengejan, berarti kan saya nggak usah ikut senam hamil dong ya, langsung aja di SC.

Kami memilih periksa di Jakarta Eyes Center (JEC) Kedoya. Kenapa harus di JEC ? Karena lokasinya dekat dengan kantor saya :p

Fyi, JEC Kedoya tidak menerima daftar via telpon. Nomor antrian diberikan saat kedatangan. Sebelumnya saya sudah coba daftar lewat telepon tapi operatornya bilang, saya hanya dijadwalkan saja bertemu dengan dokter yang saya mau, untuk nomor antrian diambil saat kedatangan. Sedangkan untuk JEC lainnya bisa daftar lewat telpon.

Read More
Masuk ke usia kandungan 22 minggu itu sudah semakin 'berasa' ada yang dibawa-bawa didalam perut. Karena postur tubuh saya 'langsing' banget (baca: kurus) jadi baru inilah terlihat hamil. Awalnya masih seperti cewek busung lapar, lama-lama ya tetep aja sih kaya cewe busung lapar :p

Disyukurilah apapun yang terjadi. Alhamdulillah :)

Ngomongin tentang kehamilan yang semakin membesar, pasti ada kekhawatiran tersendiri badan udah nggak sebagus dulu. Keliatan dari bentuk yang udah melebar walopun dikit, kaki agak gemuk, pinggul dan pantat mulai keliatan berisi, dan pasti perut yang dikhawatirkan timbul stretch mark. Saya sih nggak terlalu pusing, dikit sih, karena memang dari masih remaja saya rajin pakai body lotion sampe ke perut.

Entah kenapa, hampir seluruh badan saya oles lotion, padahal nggak kena sinar matahari juga. Awalnya karena saya suka wangi lotion yang nempel di kaos tapi lama-lama jadi kegiatan 'wajib' habis mandi dibalur lotion seluruh tubuh. Lalu ketika hamil jadi inget, kayanya harus ganti lotion khusus ibu hamil, hitung-hitung mencegah stretch mark.

Sebelum saya sempat beli, saya dikasih adik ipar saya lotion dari Mothercare khusus stretch mark. Karena dia sudah nggak pakai, jadi cream itu dilungsurkan ke saya. Bentuknya sama seperti cream pada umumnya. Tidak terlalu lengket, tapi wanginya menurut saya mengganggu. Mirip sekali dengan minyak kelapa. Karena saya nggak suka baunya, jadi itu cream cuma dipakai beberapa kali. Harganya sekitar Rp. 190.000 ,-
Read More