Tampilkan postingan dengan label Kehamilan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kehamilan. Tampilkan semua postingan
Foto atas: Usia kehamilan 26 minggu
Foto bawah: Usia kehamilan 32 minggu


Kaki bengkak yang dialami oleh ibu hamil atau yang biasa disebut Edema dalam dunia kedokteran, merupakan hal yang wajar terjadi di trimester tiga kehamilan. Yang tidak wajar adalah bengkak yang muncul di muka, leher dan seluruh badan, karena bisa diindikasikan terkena preeklampsia, dimana tekanan darah ibu naik dan si bayi tidak mendapatkan nutrisi yang baik sehingga tidak bisa berkembang. Satu-satunya cara menyelamatkan si bayi dengan operasi mengeluarkan bayi sedini mungkin.

Penjelasan mengenai endema atau kaki bengkak bisa di googling ya ibuk-ibuk. Karena eik agak malas nulis definisi panjangnya disini.

Yang jelas, sebagai ibuk-ibuk ngehits, saya mengalami yang namanya kaki bengkak ini. Di usia kehamilan 26 minggu, saya sudah melihat sedikit perbedaan di kaki saya. Bengkak ini semakin menjadi-jadi di usia kehamilan menginjak 28 minggu dan puncak ke-bengkak-an yang bikin nangis terjadi di usia kehamilan 32 minggu.

Awalnya saya kira memang karena makanan yang katanya nggak boleh kebanyakan garam. Tapi semakin hari, kok nggak hilang-hilang padahal kayanya makanan yang saya makan nggak terlalu asin. Saya juga sempat kepikiran mungkin karena saya kebanyakan jalan kaki. Lumayan deh jalan kaki dari Stasiun Kebayoran ke kantor sekitar 10 menit ditambah naik tangga ke lantai 4 gedung kantor. Sehari bisa olahraga ringan sekitar 20 menit jalan kaki plus naik turun tangga lantai 4. Lumayan kan tuh! Tapi bukannya malah ibu hamil harus banyak jalan ya ? Kok ini jalan kaki malah bengkak ? Trus gimana nih ? Apa saya Preeklempsia ?

Read More
#latepost :)
Seharusnya saya posting ini ketika janin berusia 28 minggu, tapi susah banget buat buka laptop, maklum tepat di minggu itu hari lebaran. Jadi, saya nggak mungkin dong masih di depan laptop.

Ketika saya dan suami kembali cek kandungan di usia 27 minggu, saya dibekali kertas berjudul "Monitor Gerak Janin". Suster menjelaskan bahwa, saat memasuki usia 28 minggu, saya diharuskan untuk memantau gerak janin. Janin berusia 28 minggu keatas harusnya bergerak minimal 10 kali gerakan selama kurun waktu 12 jam. Jika tidak, maka janin harus diwaspadai. Dokter akan melihat penyebab janin kurang aktif tersebut.

Tepat di usia 28 minggu, saya mulai memperhatikan gerakan janin saya. Misal, saya merasakan janin bergerak, kemudian saya harus catat jam berapa. Gerakan kedua dihitung setelah jeda dari gerakan pertama. Jika gerakan pertama janin menendang-nendang berkali-kali, hitungannya tetap satu. Hitungan kedua dihitung ketika janin kembali bergerak dengan rentang waktu / jeda cukup panjang dari gerakan pertama.

Waktu yang dicatat di kertas, tidak harus pagi sekali setelah bangun tidur. Tapi diusahakan dalam kurun waktu 12 jam yang akan dilalui kedepan, si ibu tidak dalam keadaan tidur. Misalnya, dimulai dari jam 10 pagi, maka si ibu harus terjaga sampai jam 10 malam apabila gerakan janin memang belum sampai 10 kali. Lain hal apabila si ibu mulai menghitung dari jam 12 siang, ternyata jam 15.00 sudah lengkap 10 kali gerakan, maka ibu tidak harus menunggu sampai jam 12 malam. Waktu akhir dari gerakan ke-10 dicatat dikertas sebagai pelengkap.

Read More
Akhirnya saya memasuki usia kandungan 30 minggu. Persiapan kelahiran sudah sekitar 60%. Kebutuhan pokok seperti baju, celana, kain bedong, dll, juga sudah punya (list kebutuhan bisa dilihat disini). Tinggal melengkapi aja sih, seperti alat mandi, box bayi, dan stroller. Karena menurut saya dan suami sih, kebutuhan pelengkap lainnya bisa dibeli ketika bayinya sudah lahir, jadi bisa disesuaikan sama keadaan bayinya besar atau kecil hihihi

Saya mau cerita tentang cek retina dulu yah. Oiya mungkin kalian belum tahu kalau saya penderita Miopi (baca: mata minus). Mata kanan dan kiri saya minus 4.75, lumayan gede. Jadi, dokter kandungan saya menyarankan saya harus cek retina apabila ingin lahiran normal. Kenapa ? Karena dikhawatirkan retina saya tidak kuat menerima tekanan saat mengejan.

Minggu lalu saat usia kandungan 29 minggu, akhirnya saya cek retina. Demi ingin ikut senam hamil, saya memaksakan suami saya untuk cek retina terlebih dahulu. Kalau ternyata retina saya tidak kuat untuk mengejan, berarti kan saya nggak usah ikut senam hamil dong ya, langsung aja di SC.

Kami memilih periksa di Jakarta Eyes Center (JEC) Kedoya. Kenapa harus di JEC ? Karena lokasinya dekat dengan kantor saya :p

Fyi, JEC Kedoya tidak menerima daftar via telpon. Nomor antrian diberikan saat kedatangan. Sebelumnya saya sudah coba daftar lewat telepon tapi operatornya bilang, saya hanya dijadwalkan saja bertemu dengan dokter yang saya mau, untuk nomor antrian diambil saat kedatangan. Sedangkan untuk JEC lainnya bisa daftar lewat telpon.

Read More
Masuk ke usia kandungan 22 minggu itu sudah semakin 'berasa' ada yang dibawa-bawa didalam perut. Karena postur tubuh saya 'langsing' banget (baca: kurus) jadi baru inilah terlihat hamil. Awalnya masih seperti cewek busung lapar, lama-lama ya tetep aja sih kaya cewe busung lapar :p

Disyukurilah apapun yang terjadi. Alhamdulillah :)

Ngomongin tentang kehamilan yang semakin membesar, pasti ada kekhawatiran tersendiri badan udah nggak sebagus dulu. Keliatan dari bentuk yang udah melebar walopun dikit, kaki agak gemuk, pinggul dan pantat mulai keliatan berisi, dan pasti perut yang dikhawatirkan timbul stretch mark. Saya sih nggak terlalu pusing, dikit sih, karena memang dari masih remaja saya rajin pakai body lotion sampe ke perut.

Entah kenapa, hampir seluruh badan saya oles lotion, padahal nggak kena sinar matahari juga. Awalnya karena saya suka wangi lotion yang nempel di kaos tapi lama-lama jadi kegiatan 'wajib' habis mandi dibalur lotion seluruh tubuh. Lalu ketika hamil jadi inget, kayanya harus ganti lotion khusus ibu hamil, hitung-hitung mencegah stretch mark.

Sebelum saya sempat beli, saya dikasih adik ipar saya lotion dari Mothercare khusus stretch mark. Karena dia sudah nggak pakai, jadi cream itu dilungsurkan ke saya. Bentuknya sama seperti cream pada umumnya. Tidak terlalu lengket, tapi wanginya menurut saya mengganggu. Mirip sekali dengan minyak kelapa. Karena saya nggak suka baunya, jadi itu cream cuma dipakai beberapa kali. Harganya sekitar Rp. 190.000 ,-
Read More


Di suatu sore yang indah, saya tiba-tiba anyang-anyangan. Tau kan ya perasaan mau pipis yang sering banget kerasa walopun udah pipis. Waktu itu usia kandungan saya baru 7 minggu, persis setelah saya flek. Semakin malam, pipis itu jadi nggak bisa berhenti setiap satu jam sekali. Tidur malam saya sempat bangun sebanyak 4 kali.

Saya pikir itu normal, karena katanya ketika kandungannya sudah menekan saluran kemih, perasaan ingin pipis semakin sering. Tapi kandungan saya kan masih kecil, kok bisa-bisanya udah menekan. 

Besok paginya, jadi semakin sering pipis. Siang hari semakin parah, malah saya bisa ke toilet tiap 15 menit sekali. Anehnya, setiap saya pipis itu sakit banget, malah saya seperti mengejan karena sakit sekali. Setelah pipis yang semakin sering itu, saya nggak sengaja melihat darah keluar berbarengan dengan air seni. Penasaran dong ya, saya browsing sana sini cari info. Info yang saya baca mirip dengan penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK).

Lalu, saya whatsapp dokter Bhim dan menjelaskan detil tentang perasaan yang nggak bisa ditahan ini. Cieeeeeee.. uhuy..

Dokter langsung menyuruh saya cek laboratorium, periksa urine lengkap. Tanpa berlama-lama, saya lalu cek lab. Malam itu juga hasilnya keluar. Saya langsung foto hasil lab untuk dikirim ke dokter Bhim. Dokter lagi nggak bisa ditemui dan lagi ijin nggak masuk di RSPI, karena ada tindakan lain.

So, atas instruksinya saya kirim hasil lab. Tanpa basa basi, dokter Bhim kemudian meresepkan saya Monuril 3g, diminum sekali saja. 

Penjelasannya, saya diindikasikan terkena Infeksi. Leukosit saya tinggi dan memang ada darah di urine saya. Saya cukup minum Monuril sekali saja. Bentuknya bubuk seperti Oralit lalu dicampur dengan air putih setengah gelas. Obat ini aman untuk ibu hamil.

Fyi, Monuril ini susah nyarinya. Saya baru nemu di apotik Kimia Farma, apotik ketiga yang saya kunjungi. Saya pikir itu obat murah karena cuma beli satu sachet, tapi ternyataaaaaaaaaa ... satu sachet harganya sekitar 180 ribu. 

Mau teriak rasanya ke petugas apotik yang ngelayanin. 
APAAAAA??? SEGINI DOANG 180 RIBU ???

Read More
Tiga bulan pertama (trimester pertama) saat kehamilan merupakan masa-masa dimana segala hal harus dilakukan dengan hati-hati sekali. Mengurangi mengangkat benda berat, mengurangi intensitas naik turun tangga yang terlalu sering, tidak boleh berlari-lari, istirahat yang cukup dan makan makanan sehat. Kalau terlalu lelah bisa mengakibatkan janin gagal berkembang atau sering kita sebut keguguran.

Saat tiga bulan awal ini, saya merasa menjadi wanita lemah dan sensitif. Tidak melakukan banyak bergerak. Kalau ada waktu sengang sebaiknya dipakai untuk tidur maupun hanya sekedar berleha-leha. Karena saat kehamilan saya berusia 7 minggu saya mengalami flek atau disebut juga Spotting.

Memang tidak terlalu banyak. Hanya terlihat bercak coklat berkali-kali di celana. Siang harinya, di hari yang sama saat saya melihat flek, saya langsung ke dokter. Sebelum sempat masuk ruangan, saya menyempatkan diri mengecek sekali lagi ke toilet, apakah masih ada bercak, dan ternyata masih ada, malahan ada sedikit merah seperti darah.

Setelah ketemu dokter saya langsung diperiksa dan diberi penguat lewat suntikan. Periksa USG pun lewat transvaginal. Janin didalam perut saya tidak bermasalah, semuanya normal. Saya disarankan untuk bedrest selama 3 hari. Alhamdulillah setelah bedrest semuanya kembali normal.

Dokter Bhim menjelaskan bahwa flek itu merupakan warning dari janin kita bahwa kita terlalu banyak gerak, terlalu lelah atau stress. Harus benar-benar istirahat total.

Obat yang diresepkan saat cek pertama usia kandungan 5w harus selalu diminum. Karena itu vitamin dan penguat. Saya diberi Duphaston 10 mg diminum sehari dua kali dan Emineton diminum sehari sekali. Sampai bulan ketiga kehamilan, Duphaston 10 mg diresepkan sehari sekali, emineton tidak diminum lagi hanya 2 bulan, dan diberi penambahan obat yaitu Cavit untuk tambahan kalsium.

"Persepsi saya jadi berubah. Saya melihat tumor itu semacam pemicu untuk saya mencari lebih dalam, mempertemukan saya dengan lebih banyak pengetahuan, membuka mata saya bahwa penyakit bukan sekedar gangguan. Tapi kode. Kode dari tubuh bahwa ada hal dalam hidup kita yang harus dibereskan." Dee, Partikel, hal 471.

Saran saya sih, kalau terjadi apa-apa menyangkut janin, usahakanlah secepatnya bertindak. Jangan dibiarkan, karena perlu perhatian khusus apalagi untuk yang menanti-nantikan bayi.

Cheers,
L

Read More